Kementan Sebut Status Ketahanan Pangan 117 Kabupaten Meningkat

Kementan Sebut Status Ketahanan Pangan 117 Kabupaten Meningkat

Tia Reisha - detikFinance
Kamis, 13 Des 2018 11:49 WIB
Foto: Dok Kementan
Jakarta - Ketersediaan informasi terkait ketahanan pangan yang akurat, komprehensif, dan tertata dengan baik sangat penting untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk Peta Ketahanan dan Kerawanan Pangan.

"Informasi dimaksud salah satunya diwujudkan dalam bentuk Peta Ketahanan dan Kerawanan Pangan atau Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA)," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriadi dalam keterangan tertulis, Kamis (13/12/2018).


Pada sosialisasi FSVA di Kantor BKP, Jakarta, Rabu (12/12), ia mengatakan bahwa FSVA 2018 merupakan hasil pemutakhiran dari FSVA 2015. "FSVA 2018 menunjukkan adanya peningkatan status ketahanan pangan wilayah di 177 kabupaten," lanjut Agung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menjelaskan ada sebanyak 75 kabupaten (19%) rentan pangan yang naik peringkat. Sedangkan kabupaten tahan pangan yang naik peringkat ada sebanyak 102 kabupaten (26%).

"Ini capaian luar biasa yang harus terus kita tingkatkan melalui berbagai program untuk meningkatkan ketahanan pangan wilayah," tegasnya.

FSVA merupakan peta tematik yang menggambarkan visualisasi geografis berdasarkan hasil analisis data indikator kerentanan terhadap kerawanan pangan. BKP Kementan pun telah menerbitkan peta tersebut sejak tahun 2005.

Hal ini bertujuan untuk menyediakan informasi situasi ketahanan pangan secara terintegrasi sekaligus menjadi alat kesiagaan terhadap situasi kerentanan rawan pangan.

Peta ini, lanjutnya, menggambarkan wilayah mana saja yang kondisinya sangat rentan mengalami rawan pangan dengan indikator warna merah tua hingga warna hijau tua untuk wilayah yang paling tahan pangan.

Status ketahanan pangan juga dikelompokkan dalam 6 kelompok warna, yakni 3 warna merah untuk menandakan daerah yang rentan dan rawan pangan, serta 3 warna hijau untuk daerah-daerah yang tahan pangan sesuai dengan tingkatnya.

Agung juga menjelaskan bahwa FSVA dapat memberikan rekomendasi kepada pembuat keputusan dalam penyusunan kebijakan dan program intervensi, baik di tingkat pusat maupun daerah dengan melihat indikator utama yang menjadi pemicu terjadinya kerentanan terhadap kerawanan pangan.

"BKP memanfaatkan FSVA sebagai salah satu rujukan dalam menetapkan lokasi program Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU), Kawasan Mandiri Pangan (KMP), dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)," ujar Agung.


Peta FSVA juga digunakan sebagai rujukan penanganan program oleh Bappenas, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan pemerintah daerah.

Sementara itu, sosialisasi FSVA dihadiri oleh Tim FSVA Nasional, pejabat lingkup Badan Ketahanan Pangan, dan petugas yang menangani ketahanan pangan di tingkat provinsi.


Tonton juga 'Sudrajat Bicara Ketahanan Pangan, Deddy Permasalahkan Distribusi':

[Gambas:Video 20detik]


(ega/zlf)

Hide Ads