Pelemahan pada indeks sejalan dengan pergerakan bursa saham Asia Pasific, adapun pelemahan tersebut terjadi setelah adanya laporan beberapa rilis data dari China yang kurang menggembirakan, hal ini memicu kekhawatiran para pelaku pasar ditengah konflik perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang belum terselesaikan.
Sementara dari dalam negeri rilisnya data penjualan mobil bulan November 2018 yang tercatat naik sebesar 4,2% belum mampu membawa IHSG ditutup dalam zona hijau. Pelaku pasar asing membukukan aksi jual bersih (netsell) sebesar Rp 84 miliar. Nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0,58% ke level Rp 14.581.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelemahan yang terjadi pada indeks utama AS sejalan dengan pergerakan bursa saham global yang juga terkoreksi cukup besar, di mana indeks MSCI seluruh dunia turun 1,58% bahkan hampir menyentuh 5% penurunan dalam dua minggu terakhir.
Baca juga: Perdagangan Lesu, IHSG Parkir di Zona Merah |
Adapun sentimen negatif yang menjadi pemberat perdagangan pekan kemarin salah satunya berasal dari kekhawatiran atas data ekonomi global yang lemah sebagai dampak perselisihan dagang AS dan China serta antisipasi atas pertemuan Federal Reserve pada pekan ini. Aktivitas bisnis beberapa negara meliputi Prancis, Jerman, China, menunjukkan perlambatan yang cukup besar yang pada akhirnya menjadi pemicu kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global secara luas.
IHSG ditutup melemah sebesar 0,1% ke level 6.169. IHSG ditutup candle bearish dengan indikator Stochastic di rasio 85% dan MACD histogram bergerak positif dengan volume turun. Kami perkirakan IHSG kembali bergerak melemah dengan pergerakan di kisaran 6.101-6.286. (ara/ara)