Neraca Dagang November Defisit, IHSG Ditutup Merah

Neraca Dagang November Defisit, IHSG Ditutup Merah

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Senin, 17 Des 2018 17:25 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua arah pada pembukaan perdagangan awal pekan ini. Pada jeda siang, IHSG parkir di zona merah dan terus bertahan hingga penutupan perdagangan sore.

Sementara nilai tukar rupiah tampak sedikit menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Sore ini dolar AS berada di level Rp 14.560.

Pada perdagangan pre opening, IHSG melemah 6,215 poin (0,10%) ke 6.163,628. Indeks LQ45 juga berkurang 1,552 poin (0,16%) ke 985,102.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Membuka perdagangan, Senin (17/12/2018), IHSG cenderung menguat 1,661 poin (0,03%) ke 6.171,504. Indeks LQ45 naik 0,264 poin (0,03%) ke 986,918.

Pada pukul 09.05 JATS, IHSG berbalik melemah 7,121 poin (0,11%) ke 6.162,624. Indeks LQ45 1,830 (0,19%) 984,824.

Di jeda siang hari ini, IHSG parkir di zona merah. IHSG turun 61,1 poin (0,99%) dan bertengger di level 6.108,743. Sementara indeks LQ45 juga turun 10,739 poin (1,09%) ke 975,915.

Pelemahan IHSG berlanjut hingga penutupan perdagangan. Sore ini IHSG ditutup pada level 6.089,305, turun 80,538 poin (-1,31%). Sementara indeks LQ45 juga memerah di level 971,159.


Perdagangan saham berlangsung moderat dengan jumlah transaksi 377.449 senilai Rp 8,5 triliun, dengan volume perdagangan 12,2 miliar.

Sementara dari dalam negeri rilisnya data penjualan mobil bulan November 2018 yang tercatat naik sebesar 4,2% belum mampu membawa IHSG ditutup dalam zona hijau.

Pelaku pasar asing membukukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 84 miliar. Nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0,58% ke level Rp 14.581.

Pelemahan yang terjadi pada indeks utama AS sejalan dengan pergerakan bursa saham global yang juga terkoreksi cukup besar, di mana indeks MSCI seluruh dunia turun 1,58% bahkan hampir menyentuh 5% penurunan dalam dua minggu terakhir.

Adapun sentimen negatif yang menjadi pemberat perdagangan pekan kemarin salah satunya berasal dari kekhawatiran atas data ekonomi global yang lemah sebagai dampak perselisihan dagang AS dan China serta antisipasi atas pertemuan Federal Reserve pada pekan ini.

Aktivitas bisnis beberapa negara meliputi Prancis, Jerman, China, menunjukkan perlambatan yang cukup besar yang pada akhirnya menjadi pemicu kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global secara luas.


Sementara bursa saham Asia juga mayoritas bergerak di dua arah pagi ini. Berikut pergerakannya:
  • Indeks Hang Seng turun 0,03% ke 26.087,980
  • Indeks Komposit Shanghai naik 0,16% ke 2.597,970
  • Indeks Strait Times menguat 1,21% ke 3.114,250
  • Indeks Nikkei 225 bertambah 0,62% ke 21.506,881
Saham-saham yang masuk jajaran top gainers di antaranya adalah Elang Mahkota Teknologi (EMTK) naik Rp 250 ke Rp 8.800, Apexindo Pratama (APEX) naik Rp 230 ke Rp 1.530, Matahari Departement Store (LPPF) naik Rp 200 ke Rp 5.825, dan Pudjiadi & Sons Estate (PNSE) naik Rp 140 ke Rp 1.240.

Sementara saham-saham yang masuk jajaran top losers di antaranya Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.650 ke Rp 81.150, Merck (MERK) turun Rp 1.050 ke Rp 6.450, Unilever Indonesia (UNVR) turun Rp 1.000 ke Rp 43.500, dan Bayan Resources turun Rp 775 ke Rp 19.200. (fdl/fdl)

Hide Ads