Neraca Dagang RI Makin Tekor, Maukah Pemerintah Naikkan Harga BBM?

Neraca Dagang RI Makin Tekor, Maukah Pemerintah Naikkan Harga BBM?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 17 Des 2018 18:31 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif dari Januari hingga November 2018 defisit US$ 7,52 miliar. BPS menyebut, defisit itu terjadi karena impor migas.

Lantas, apakah pemerintah bakal melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) alias menaikan harga untuk menahan laju impor?

Menteri Keuangan Sri Mulyani enggan menanggapi hal tersebut. Ia menutup rapat-rapat mulutnya sembari menaikkan alis saat ditanya mengenai kenaikan harga BBM usai menghadiri Kongres Muslimah Indonesia Ke-2 di Hotel Grand Cempaka Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kemudian, dia bergegas meninggalkan lokasi acara tanpa memberi keterangan.

Sebelum meninggalkan Grand Cempaka, Sri Mulyani sempat berkomentar terkait defisit neraca dagang. Dia mengatakan, ekspor Indonesia mengalami tantangan karena ketidakpastian ekonomi global. Bahkan, sejumlah lembaga pemeringkat internasional menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global.

"Kita tetap memiliki tantangan untuk terus memperkuat ekspor kita, di dalam situasi di mana dunia prospek ekonominya sedang mengalami ketidakpastian bahkan proyeksi ekonominya disampaikan beberapa lembaga internasional akan direvisi kembali ke bawah," terangnya.


Pemerintah, lanjut dia, tetap berupaya menekan impor. Kebijakan yang ditempuh ialah biodiesel 20% atau B20 dan optimalisasi penggunaan komponen dalam negeri.

"Impor kita akan tetap usahakan melalui langkah-langkah yang dilakukan selama ini melalui B20, TKDN, dan juga pengendalian impor untuk barang-barang yang sudah diproduksi dalam negeri. Kita juga akan menggunakan instrumen fiskal untuk mendukung industri dalam negeri sehingga mereka mampu menghasilkan barang-barang tersebut," terangnya. (dna/dna)

Hide Ads