Jika terpilih nanti, Dia mengusung program swasembada pangan, air, dan energi. Khusus untuk beras, bisakah Indonesia swasembada?
Guru Besar Pertanian IPB Dwi Andreas Santosa mengatakan Indonesia bisa swasembada beras jika paradigma program yang dijalankan pemerintah dirombak total.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andreas menjelaskan, perubahan paradigma dari yang sekarang menargetkan produksi beras meningkat menjadi kesejahteraan petani yang meningkat.
Menurut dia, paradigma seperti kebijakan subsidi, pembagian alat pertanian, dan program lainnya yang bermuara pada peningkatan jumlah produksi merupakan program lama yang faktanya tidak pernah bisa menghindarkan Indonesia dari kegiatan impor beras.
"Kalau diteliti arah program semua meningkatkan produksi, amat sangat kecil kebijakan itu meningkatkan kesejahteraan petani," ujar dia.
Paradigma yang harus dilakukan pemerintah guna memenuhi kebutuhan beras atau pangan lainnya harus tertuju kepada peningkatan kesejahteraan petani.
"Bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani, ketika kesejahteraan meningkat maka peningkatan produksi hanya hadiah saja," ujar dia.
Dapat diketahui, di Indramayu, Jawa Barat calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menampung aspirasi dan kelurahan warga. Dalam kesempatan itu Sandi juga mendengarkan aspirasi dari Ketua DPD Persatuan Penggilingan Padi (Perpadi) wilayah Indramayu-Cirebon Feri Priatna. Ia meminta Sandi agar beras Indonesia jangan tergerus oleh impor dari negara lain.
"Jangan sampai, Pak, beras kita tidak laku karena maraknya beras impor. Kami sudah sulit menjual beras karena harganya tinggi, sementara beras impor dijual dengan harga murah," ujar Feri dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu (19/12/2018).
Hal itu disampaikan Feri saat berdialog bersama Sandi di pabrik beras CV Fajar Niaga Desa Widasari, Kecamatan Widasari, Jalan Simpang Tiga, Desa Kongsi Jaya, Indramayu, Jawa Barat.
Sandiaga menanggapi usulan tersebut dengan menjelaskan komitmen Prabowo-Sandi yaitu program tiga swasembada, yakni pangan, air dan energi. Salah satu bentuk aksinya menurut Sandi adalah dengan kebijakan menghentikan impor saat masa panen.
"Swasembada pangan menjadi program kami di tahun 2019. Selain penyerapan beras hasil petani di Bulog akan ditingkatkan, beras lokal diutamakan. Jangan lagi kita didikte oleh mafia pangan dan mafia impor. Jangan sampai yang makmur petani Vietnam, bukan petani Indramayu. Perut masyarakat utama. Nomor satu adalah perut rakyat, presiden nomor dua," terang Sandi. (hek/dna)