Pakai Teknologi EOR, Produksi Minyak di Lapangan Tanjung Digenjot

Pakai Teknologi EOR, Produksi Minyak di Lapangan Tanjung Digenjot

Saifan Zaking - detikFinance
Kamis, 20 Des 2018 19:52 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina EP membuat inovasi dalam meningkatkan produksi minyak. Kegiatan tersebut resmi diterapkan dengan metode perolehan minyak tahap lanjut (EOR).

EOR merupakan metode yang dilakukan dengan cara menambahkan material atau fluida khusus yang tidak terdapat dalam reservoir minyak. Penerapan ini dilaksanakan di lapangan yang telah cukup lama diproduksikan untuk mengambil minyak yang tersisa. Metode ini dilakukan di Lapangan minyak Field, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

Beberapa teknik EOR yang banyak dikenal hingga saat ini adalah injeksi uap panas (steam flooding), injeksi kimia (chemical flooding), dan injeksi gas (gas flooding).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proven resources dengan tingkat kesulitan eksplorasi terendah praktis kini telah habis dieksploitasi dan menyisakan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Karena itu, diperlukan teknologi yang lebih canggih. Salah satunya dengan EOR yang dapat meningkatkan jumlah minyak diekstrak dari ladang minyak mencapai 30-60%, dibandingkan 20-40% dengan menggunakan primary dan secondary recovery," ujar Nanang Abdul Manaf, President Director Pertamina EP saat peresmian Tanjung Polymer Field Trial di Lapangan Tanjung, Tabalong, dalam keterangannya, Kamis (20/12/2018).


"Kita kekurangan produksi, bukan kekurangan minyak. Minyaknya ada, tapi kita butuh teknologi untuk mengangkat minyak, salah satunya dengan EOR," terang Jafee Arizon Suhardin, Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) yang juga turut hadir dalam acara peresmian ini.

Menurut Jaffe, dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat terutama di bidang perminyakan, ditemukan salah satu metode untuk membantu meningkatkan produksi minyak. EOR merupakan teknologi yang berhubungan dengan proses di reservoar terkait dengan pengangkatan minyak yang belum bisa terangkat dengan cara pengangkatan primer dan sekunder.

"Pengangkatan primer menggunakan tekanan alamiah dari reservoar, sementara pengangkatan sekunder, menggunakan cara injeksi (air atau gas) sebagai upaya mempertahankan tekanan reservoar yang turun secara alamiah," kata dia.

Hadir dalam peresmian tersebut antara lain, Vice President Development and Project PT Pertamina (Persero) Dwi Mandiri, Vice President Enhanced Oil Recovery PT Pertamina EP Andi Bachtiar, General Manager Pertamina EP Asset 5 Irwan Zuhri, Field Manager Tanjung Field Mohammad Firdaus Sabaruddin, dan unsur Forkompimda Kabupaten Tabalong.

Nanang menambahkan, pemilihan metode injeksi polymer di Tanjung Field didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu dengan mempertimbangkan temperatur reservoar, fluida reservoar dan kondisi geologi. Polymer merupakan salah satu teknik EOR yang sudah terbukti dapat meningkatkan perolehan minyak dan telah banyak digunakan di lebih dari 50 lapangan di dunia.

"Desain pilot injeksi dibuat dengan kebutuhan polymer sebanyak 70 ton, volume larutan polymer yang diinjeksikan adalah 200 ribu barrel dengan konsentrasi 2000 ppm dan laju injeksi sebesar 1.000 barrel per hari," ujar Nanang.



Sejak 2016, Pertamina EP telah melakukan studi laboratorium dengan bantuan pakar-pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Uji laboratorium bertujuan untuk mendapatkan polymer yang tepat dan efisien untuk digunakan di Tanjung Field.

Tanjung Field yang terletak di Kabupaten Tabalong Propinsi Kalimantan Selatan masuk dalam wilayah kerja Pertamina EP Asset 5. Selain Tanjung, empat lapangan lainnya yang dikelola Asset 5 adalah Sangasanga dan Sangatta di Kalimantan Timur serta Tarakan dan Bunyu di Kalimantan Utara.

Untuk realisasi hingga pertengahan Desember, produksi minyak di Tanjung Field mencapai 3.254 BOPD dan realisasi gas mencapai 1.098,99 MMSCFD.

Sedangkan untuk Pertamina EP Asset 5 secara keseluruhan, produksi minyak berada di kisaran 18.252 BOPD dan produksi gas di kisaran 15,81 MMSCFD. (zlf/zlf)

Hide Ads