Head of Marketing JD.ID Mia Fawzia mengatakan ada sejumlah tantangan yang dihadapi dengan melonjaknya pesanan barang selama Harbolnas.
"Untuk kami, ini tidak dilihat sebagai masalah, tetapi tantangan. Awareness yang tinggi untuk belanja di Harbolnas 2018 bagi para pengguna internet, secara keseluruhan kami melihatnya sebagai berkah. Tetapi tentu ini harus diiringi dengan kesiapan dari bagian logistik. Terutama bagi kami JD.ID yang memiliki bentuk model usaha Busineess to Constumer (B to C) yang memiliki gudang dan pengiriman/eskpedisi sendiri," katanya saat berbincang dengan detikFinance di kantornya, Jakarta, Rabu (26/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain jumlah pesanan yang melonjak berapa ratus kali lipat yang memerlukan waktu pembungkusan, pensortiran, dan pengiriman yang lebih panjang, faktor cuaca terkadang juga menyebabkan terhentinya para kurir demi menghidari rusaknya kotak-kotak paket pengiriman.
Ditambah lagi alamat-alamat pemesan baru yang terkadang tidak lengkap, kondisi medan pengiriman hingga ke pelosok yang sulit terjangkau dengan kendaraan atau bahkan kondisi rumah yang sudah kosong karena ditinggal pemiliknya yang sudah berlibur, atau sulitnya akses masuk untuk paket pengiriman ke apartemen/kantor menjadi contoh-contoh riil dari sekian banyak tantangan yang dihadapi para kurir JX.
Pihaknya juga menyebut keterbatasan armada logistik internal terutama di bagian pengiriman JX juga menjadi salah satu penyebab keterlambatan pengiriman.
"Lonjakan signifikan pesanan di atas angka prediksi telah coba kami atasi dengan penambahan kurir-kurir JX dan juga bekerja sama dengan pihak ketiga dari perusahaan pengiriman." terangnya.
"Jadi akibatnya 1 kurir yang biasanya nganter misalnya dalam 1 hari dia bekerja 8 jam bisa membawa 15 box, ini karena kesulitan mencari alamat itu akhirnya berkurang, secara logika 15 box dalam 8 jam mungkin berkurang menjadi 10 box," ujarnya.
Pihaknya juga menyebut keterbatasan armada logistik dari JD.ID menyebabkan pengiriman terlambat. Pasalnya pihaknya tidak menduga bila orderan di Harbolnas melonjak signifikan.
"Ya kami juga harus mengakui bahwa dari keterbatasan logistik itu juga ada karena lonjakannya luar biasa. Tapi itu sudah kami antisipasi," terangnya.
Akibatnya pengiriman barang bisa terlambat, hingga 10 hari baru sampai ke konsumen. Normalnya barang tiba di konsumen dalam waktu 3-5 hari paling lambat.
"Kami keterlambatannya memang kami akui bisa sampai lewat dari 10 hari dengan segala macam di lapangan yang ada. Tapi kalau dilihat juga komen dari macam macam customer di lapangan (memahami)," tambahnya.