Lokasi operasi pasar besar-besaran ini, kata Darmin dilakukan di seluruh Indonesia, khususnya DKI Jakarta.
"Pertama adalah Jakarta, karena data itu pertama Jakarta, rapi juga di seluruh Indonesia," kata Darmin di Komplek Istana, Jakarta, Kamis (27/12/2018).
Dengan adanya operasi pasar besar-besaran ini pun diharapkan bisa menekan harga beras kualitas medium dan premium yang naik tipis selama tiga minggu di bulan Desember 2018 ini ke level harga eceran tertinggi (HET).
"Presiden mintanya yang naik turunkan lagi, berarti operasi pasar naik," ungkap dia.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan operasi besar-besaran pada Januari, Februari, Maret dikarenakan belum masuk musim panen.
"Jadi Januari kan gini, Januari, Februari, Maret itu prediksi kita belum panen raya, April, Mei, Juni baru panen raya, nah sebelum itu kita mengantisipasi supaya tidak ada lonjakan harga," ujar Buwas.
"Maka kita operasi pasar selama 3. bulan yang masif. Tadi Presiden gitu, supaya tidak ada lonjakan harga," tambah dia.
Baca juga: Buwas ke Mendag Soal Impor Beras: Matamu! |
Lebih lanjut Buwas mengungkapkan, stok beras yang berada di gudang Bulog berjumlah 2,2 juta ton. Diharapkan, selama operasi pasar awal tahun depan bisa terserap sebesar 1,5 juta ton Sehingga, pada kuartal II-2019 bisa menyerap banyak beras petani.
"Kalau beras kita nggak terserap, berarti kan penyerapan kita terbatas karena gudangnya terbatas," ujar dia. (hek/dna)