Direktur Utama KSEI Frederica Widyasari Dewi mengatakan, dari aset yang tercatat sebanyak Rp 4.190 triliun, sebanyak 54,67% merupakan kepemilikan domestik.
"Pertumbuhan aset yang disimpan di C-BEST. Saat ini tersimpan Rp 4.190 triliun. Tapi berita baiknya adalah 54,67% kepemilikan efek tidak cuma saham, itu dimiliki oleh investor domestik," jelasnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat (28/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: OJK: IHSG Bisa Tembus 7.000 di 2019 |
Menurut Frederica, porsi kepemilikan domestik ini penting. Sebab, kepemilikan itu membuat pasar modal tak rentan goyang ketika ekonomi tidak menentu.
"Kita ingat 10 tahun lalu, 75% adalah asing. Jadi ini sedikit banyak menjawab ketika jadi guncangan di luar dan sebagainya, Alhamdulilah market bisa survive karena partisipasi investor domestik menentukan," terangnya.
Dari data yang sama, aset saham tahun 2018 tercatat Rp 3.543,17 triliun atau turun sebanyak Rp 291,67 triliun dari periode tahun 2017 sebesar Rp 3.834,84 triliun. Saham memiliki porsi sebanyak 84,55% dari total aset tercatat.
Sisanya berupa obligasi korporasi dengan porsi 9,57%, obligasi pemerintah 1,84%, MTN 1,77%, SBSN 0,72%, sukuk 0,56%, dan lain-lain.
Baca juga: Data BEI: IHSG Urutan ke-8 di Dunia |
Di sisi lain, Frederica menerangkan, jumlah investor berdasarkan single investor identification (SID) pada tahun ini sebanyak 1.618.248. Jumlah ini naik tajam dibanding 2017 sebanyak 1.122.668.
Untuk investor individu, jenis kelamin pria mendominasi dengan porsi 59,13% dan sisanya 40,87% perempuan. Investor dengan usia di bawah 30 tahun mendominasi dengan porsi terbanyak sebesar 39,72%. Kemudian usia 31-40 tahun sebanyak 25,34%, usia 41-50 tahun 18,69%, usia 51-60 tahun 10,69%, dan di atas 60 tahun 5,56%.
"Ada kenaikan cukup dahsyat karena yang di bawah 30 tahun ini sekitar 28% menjadi 39,72%," tutupnya. (das/das)