Jalan RI Jadi Poros Maritim Dunia

Jalan RI Jadi Poros Maritim Dunia

Trio Hamdani - detikFinance
Sabtu, 29 Des 2018 10:41 WIB
Foto: Pradita Utama
Jakarta - Luas lautan yang mencapai 2/3 daratan, ditambah lokasinya yang strategis di antara laut China di utara, Australia di selatan dan samudera Hindia di sisi baratnya, menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia.

Hal tersebut sering disinggung sejumlah Menteri Kabinet Kerja di bawah pimpinan Presiden Jokowi. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pernah menyampaikan strateginya menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Salah satunya dengan menguatkan infrastruktur kemaritiman di Indonesia seperti pelabuhan dan galangan kapal.

"Implementasi tol laut, memberikan hasil yang baik bagi perekonomian seperti salah satunya pengangkutan logistik ke timur Indonesia. Program itu membuat roda ekonomi jadi membaik khususnya Indonesia Timur, harga komoditas yang tadinya mahal bisa turun sebesar 40%," papar Budi Karya, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Jalan Indonesia jadi poros maritim dunia ternyata sudah dimulai sejak lama. Hal tersebut bisa tercermin dari catatan sejarah yang tersimpan di Museum Maritim Indonesia yang terletak di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Sejumlah artefak, miniatur kapal hingga pernak-pernik peninggalan sejarah dipamerkan guna menunjukkan bagamana para pendahulu kita memperjuangkan kejayaan sektor maritim Indonesia.

Terbaru, Museum Maritim Indonesia akan menyimpan beberapa koleksi pribadi Pahlawan Kemerdekaan Ir. H Djuanda, yang terdiri seragam militer dengan pangkat Jenderal Tituler, yang diberikan Proklamator RI Soekarno, pernghargaan Bintang Mahaputra, serta tempat surat.
Koleksi pribadi Djuanda itu diserahkan oleh pihak keluarga kepada pengelola Museum Maritim Indonesia, untuk memperkaya khasanah pengetahuan kemaritiman di Tanah Air.

Ir. Juanda Kartawijaya merupakan pahlawan nasional yang sangat terkenal dengan Deklarasi Juanda yang menyatakan bahwa semua perairan yang menghubungkan pulau-pulau yang masuk ke wilayah Republik Indonesia, adalah bagian dari kedaulatan mutlak negara kita.

Penyerahan koleksi pribadi tersebut dilakukan di sela-sela kegiatan Workshop Temu MUGALEMON (Museum, Galeri, dan Monumen), yang kali ini diadakan di Museum Maritim Indonesia, Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (28/12/2018).

Direktur Utama PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI), Amri Yusuf, mengatakan, museum bukan sekadar tempat menyimpan artefak dalam arti konvensional.


Lebih dari itu, Museum Maritim Indonesia harus menjadi sarana penyebaran informasi, peningkatan citra, identitas, dan budaya yang terus berkembang, serta proyeksi perubahan di masa yang akan datang.

Amri berharap, pengembangan Museum Maritim Indonesia yang baru diresmikan pada 7 Desember lalu ini akan mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak dan masyarakat luas.

(hns/hns)

Hide Ads