Penerimaan Negara Dianggap Semu, Kemenkeu: Itu Hasil Kerja Keras

Penerimaan Negara Dianggap Semu, Kemenkeu: Itu Hasil Kerja Keras

Hendra Kusuma - detikFinance
Kamis, 03 Jan 2019 11:54 WIB
Foto: Yulida Medistiara/detikFinance
Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) angkat bicara terkait dengan pernyataan sebagian kalangan yang menganggap keberhasilan pemerintah dalam mengamankan penerimaan negara di tahun 2018 adalah prestasi yang semu.

Dirjen Anggaran Askolani Kementerian Keuangan mengatakan keberhasilan pemerintah dalam mengamankan penerimaan negara yang tembus 102,5% dari target adalah fakta dan hasil kerja keras dari sinergi lintas sektor.

"Hal itu adalah fakta, dan dicapai dengan kerja keras dan nyata serta dengan strategi dan action yang kongkret dan terukur bersinergi dengan lintas stakeholder," kata Askolani saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Kamis (3/1/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah berhasil mengamankan penerimaan sampai akhir Desember 2018 sebesar Rp1.942,3 triliun atau 102,5% dari target Rp 1.894,7 triliun. Realisasi belanja negara juga baik dengan Rp 2.202,2 triliun atau 99,2% dari target Rp 2.220,7 triliun.

Dengan realisasi tersebut, maka angka defisit APBN sebesar 1,76% atau setara Rp 259,9 triliun dari target yang sebesar 2,19% atau Rp 325,9 triliun.

Menurut Askolani, jika ingin mengomentari kerja pemerintah harus didasari dengan informasi yang utuh dan harus mengerti mengenai konteks yang dibahasnya juga.


"Kalau soal comment orang yang tidak mengerti dan tidak lihat kerja nyatanya serta selalu berpikir negatif maka dapat dipahami kalau selalu tidak dapat menghargai kerja kongkret orang lain," jelas dia.

Bahkam dirinya juga menilai bahwa melontarkan komentar atas suatu capaian yang didapat memang lebih mudah. Namun, dirinya pun meminta kepada seluruh masyarakat untuk membuktikan dengan konkret jika ingin menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih baik dari saat ini.

"Kalau hanya comment memang lebih mudah, tinggal dibuktikan apa kerja nyata untuk bangun Indonesia yang lebih baik dan lindungi masyarakat. Itu yang perlu ditanyakan balik ke yang bersangkutan," ujar dia.

(hek/ang)

Hide Ads