Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aloysius Kiik Ro mengatakan, pada dasarnya Menteri BUMN Rini Soemarno setuju untuk melepas seluruh saham Merpati. Dia menuturkan, segala dokumen untuk privatisasi juga sudah siap.
"Pada prinsipnya beliau (Menteri BUMN) OK (lepas semua saham), cuma dokumentasinya, dukungan Menteri Keuangan. Kan dokumentasi lama, tapi sudah selesai," terangnya di Kementerian BUMN Jakarta, Kamis (3/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Menteri BUMN, kemudian diusulkan ke Komite Privatisasi yang diketuai Menteri Koodinator Bidang Perekonomian.
"Dia (Menko) mengundang rapat dalam hal ini menteri teknis, Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan, Menteri BUMN disetujui, maka kita bawa surat persetujuan daftar di Komisi VI, RDP (rapat dengar pendapat) kemudian dirakerkan, begitu disetujui saya eksekusi," jelasnya.
"Dari sisi dokumen, penjelasan homologasi sudah siap semua, tapi tahapannya ya gitu, Ibu (Menteri BUMN) setuju, Menteri Keuangan setuju, sidang bersama Menteri Perhubungan dipimpin Menko keluar surat, kemudian kita ajukan Komisi VI, pembahasan," sambungnya.
Saat ini, investor yang siap menyuntik Merpato ialah PT Intra Asia Corpora. Perusahaan ini menyiapkan modal Rp 6,4 triliun untuk menghidupkan Merpati.
Menurutnya, pemerintah bisa saja menambah investor apabila ada keputusan dari Komite Privatisasi.
"Ya kita lihat prosesnya, kalau masih stay kita jalan yang ada dulu. Kalau pemerintah memutuskan harus mencari lebih banyak lagi for whatever reason tapi itu sepenuhnya diputuskan Komite Privatisasi," paparnya.
Dia menjelaskan, privatisasi mesti cepat berlangsung supaya Merpati bisa hidup tahun ini. Jika tidak, Merpati berpotensi benar-benar mati.
"Tahun ini harus, kalau nggak buat apa, kalau kreditur terus ngamuk lagi, bener mati. Kalau kita nggak, bener-bener likuidasi," tutupnya.
Baca juga: Menanti Kepakan Sayap Merpati di 2019 |