Manajemen HERO menyebut saat ini bisnis makanan sedang menghadapi tantangan berat, sehingga perusahaan tak mungkin menanggung beban jika operasional tak efisien.
Dari penutupan toko ini pasti ada dampak kepada karyawan. Berikut berita selengkapnya:
Penutupan dilakukan untuk mendukung keberlanjutan bisnis dengan memaksimalkan produktivitas kerja.
"92% karyawan telah menerima dan menyepakati untuk mengakhiri hubungan kerja, serta telah mendapatkan hak sesuai dengan Undang-undang Kementerian Tenaga Kerja RI No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan," kata Tony dalam keterangannya, Minggu (13/1/2019).
PT Hero Supermarket Tbk (HERO Group) merupakan perusahaan ritel modern pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1971. Perseroan berkembang menjadi perusahaan ritel modern terkemuka dengan filosofi bisnis yang terus dijaga, yaitu memberikan pengalaman berbelanja yang berbeda serta bernilai tambah bagi Masyarakat Indonesia.
Corporate Affairs GM Hero Supermarket, Tony Mampuk menjelaskan memang secara konsolidasi pada kuartal III 2018 ada perolehan laba bersih perseroan. "Namun pada kuartal III 2018 juga disebutkan penjualan bisnis makanan turun 6% dan mengakibatkan kerugian operasi Rp 163 miliar," kata Tony dalam keterangannya, Minggu (13/1/2019).
Dia menyampaikan kerugian ini lebih buruk dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 79 miliar. Tony menjelaskan memang sebanyak 532 karyawan yang diPHK adalah karyawan food business.
Berdasarkan financial statement yang dikeluarkan perseroan pada kuartal III 2018 laba HERO tercatat Rp 86,18 miliar naik dibandingkan dibandingkan periode yang sama sebelumnya Rp 70,4 miliar.
Mengutip laman resmi www.hero.co.id supermarket ini dibuat oleh M.S Kurnia. Ia lahir pada 1 Desember 1934 di Sukabumi. Ia sangat gigih, waktu kecil ia bekerja menjual makanan.
Hingga pada 1954 Kurnia bersama kakak laki-lakinya, Wu Guo Chang mendirikan Commanditaire Vennootschap (CV) bernama Hero. Pada 1970 Kurnia pergi ke Singapura untuk survei ke beberapa supermarket.
Hingga akhirnya pada 1971 Hero Mini Supermarket dibuka di jalan Falatehan No 23, Kebayoran Baru. Di tengah perumahan mewah dan total pegawai 16 orang. Bisnis awal Hero mengalami banyak kesulitan karena kurang pengalaman dan menyebabkan banyak makanan terbuang. Ia akhirnya berinovasi dan membuat gudang spesial untuk makanan segar.
Tahun 70an, kebanyakan supermarket tutup pada Minggu dan liburan. Ia melihat ini sebagai peluang, ia tetap membuka Hero dan mendapat respons yang baik dari pelanggan. Kesuksesan Hero ditiru toko lain. 'Semua harus ada percobaan pertama. Tanpa itu akan sulit mengetahui apakah ini akan bekerja atau tidak' itulah prinsip Kurnia.
Memasuki tahun 1990 Hero Group telah meningkatkan modal dan menjadi perusahaan yang cukup besar. Hingga akhirnya Hero Intial Public Offering (IPO). Setelah mempelajari peraturan dan kondisi keuangan, Hero memenuhi syarat secara keuangan.
Hero memenuhi kriteria untuk IPO. Pada 1989, Hero menjual saham 15% di Bursa Efek Jakarta. Tanpa disangka, penganalisa investasi mengatakan bahwa Hero adalah perusahaan dengan performa yang cepat. Pengamatan ini mempunyai efek yang positif terhadap Hero Group, dan akhirnya meningkatkan harga saham nya.
Saat Hero Group berkembang. M.S Kurnia meninggal pada 10 Mei 1992. Istri Kurnia, Nurhajati sempat bingung, tidak percaya diri untuk melanjutkan bisnis Hero setelah ditinggal Kurnia.
Akan tetapi, Nurjahati mengingat pesannya, "Sampai tahun 2000, apabila Tuhan memberkati, mungkin kita bisa mencapai 100 cabang." Sekarang, dia menjadi kuat.
Saat melaksanakan IPO pada 1989, Hero dicatat mempunyai 26 Supermarket dan 3000 penyedia barang (300 di antaranya produser besar). Lima tahun kemudian, pada 1994 atau dua tahun setelah Kurnia meninggal, Hero Supermarket telah berkembang menjadi 56 supermarket. Sangat menakjubkan!
Maka itu, Hero dicatat sebagai perusahaan ritel di Indonesia yang berada sama level dengan skala multinasional. Rintangan yang dihadapi semakin sulit. Hero Group harus mampu bertahan dalam menghadapi kompetisi.
Setelah IPO pada 1990, Hero Group menjadi member dari ARAN (Asian Retail Affiliation Network). Maka dari itu, Hero Group bisa melakukan aktivitas bisnis dan bekerja sama dengan ritel besar di Asia.
Guardian dibuka di Indonesia pada tahun 1990. Lalu pada 1 July 1991, Starmart dibuka. Sementara untuk Hero Supermarket, setelah IPO telah diberikan dampak yang luar biasa. Bayangkan hampir setiap tahun, empat supermarket dibuka dengan tambahan 71 Hero Supermarket di seluruh Indonesia. Tahun 1996 adalah tahun puncak dimana Sembilan supermarket dibuka. Ini adalah pencapaian yang luar biasa pada saat itu.
Memasuki tahun 1998, Hero Group tidak bisa melarikan diri dari krisis keuangan. Selama kerusuhan Mei 1998, beberapa Hero Supermarket dibakar oleh penduduk. Untungnya, beberapa orang masih percaya dan mempunyai "rasa memiliki" kepada Hero.
Saat kerusuhan dan krisis selesai, ada 68 Hero Supermarket yang bertahan dan berjalan seperti biasa. Hero Group memiliki produk merek sendiri (Private Label). Dengan strategi ini, Hero mampu mendorong harga semenjak promosi dan harga kemasan telah dipotong tanpa menurunkan kualitas. Respons pelanggan luar biasa, mereka menjadi lebih cerdas.
Dalam pikiran mereka, harga untuk uang lebih diprioritaskan dalam berbelanja. Apabila mereka bisa mendapat kualitas yang sama, mereka tidak seharusnya membeli produk yang lebih mahal. Hero Group lagi-lagi menunjukkan kekuatannya. Melengkapi kesuksesan Hero Supermarket, bisnis Hero Group berkembang menjadi beberapa grup. Sampai 2000, Apotek Guardian mempunyai 38 cabang, Starmart minimarket mempunyai 26 cabang, Mitra Toko Diskon mempunyai 8 cabang dan banyak unit bisnis.
Kunci dari semua kesuksesan berada di perencanaan korporasi dan pelaksanaan perencanaan strategi. Pembaruan rencana dan strategi perlu dilakukan secara cermat, tidak statis dan pastinya relevan dengan kondisi ekonomi pada saat itu. Tidak bisa dihindari, Hero Supermarket harus bisa menangani situasi pasaran pada saat itu. Dengan perencanaan yang hati-hati dan strategi yang jelas, Hero bisa berkembang dalam situasi kompetitif.
Kemudian Hero juga melebarkan sayapnya dan berubah menjadi Giant untuk segmen Hypermarket. Giant Hypermarket pertama dibuka di Indonesia pada 2002, berlokasi di Villa Melati Tangerang. S
Di 2013, bisnis Giant menjalani perubahan identitas dari Giant Hypermarket dan Giant Supermarket menjadi Giant Ekstra dan Giant Ekspres. Perubahan ini juga diikuti dengan perubahan konsep dan pembedaan yang jelas antara kedua format tersebut, dimana Giant Ekstra akan menjadi pemimpin pasar dalam harga murah dengan produk yang lengkap untuk kebutuhan bulanan konsumen dan Giant Ekpres akan menjadi pemimpin pasar dalam harga murah dengan pelayanan cepat untuk melayani kebutuhan mingguan konsumen.
Meyakini pertumbuhan demografi diperkotaan yang semakin berkembang ke arah hunian vertikal dibarengi terjadinya peningkatan penghasilan per kapita yang konsisten, HERO Group merealisasikan rencana kehadiran gerai furnitur berkelas global, IKEA.