"Capaian penerimaan untuk Kanwil Bali, NTB, dan NTT tahun 2018 dari 7 kantor pelayanan bea dan cukai kita mencapai angka di 124% di atas rata-rata nasional. Peningkatannya di bea masuk, cukai di Bali, NTB dan NTT dari minuman mengandung etil alkohol, dan memang Bali, NTB dan NTT salah satu barang kena cukai tadi memang jumlahnya cukup dominan," kata Kepala Kanwil Bea dan Cukai Bali, NTB, dan NTT, Untung Basuki di kantornya, Jl Airport I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (15/1/2019).
Untung menyebut pihaknya berhasil mengumpulkan penerimaan sejumlah Rp 1,51 triliun. Jumlah ini surplus sebesar Rp 295 miliar dari target yang ditetapkan. Rincian penerimaan duit tersebut berasal dari penerimaan bea masuk sebesar Rp 185,44 miliar, penerimaan bea keluar sebesar Rp 491,41 miliar, dan penerimaan cukai sebesar Rp 838,18 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari sisi penindakan kami melakukan penindakan 76 kali, di satu sisi bangga dengan prestasi yang kita capai. Di satu sisi keprihatinan kita harapan agar narkoba tidak bertambah lagi, mari jaga diri kita, mari jaga keluarga kita agar dan tentu masyarakat agar jangan sampai terkena narkoba. Salah satu caranya dengan mengurangi demandnya, caranya dengan mengurangi sesedikit mungkin pengguna NPP ini. Dengan tidak ada permintaan tentu saya yakin barang ilegal ini tidak akan masuk ke Indonesia, tugas kita meng-campaign anti narkoba ini," pesannya.
Dari catatan Kanwil DBC Bali-Nusra berhasil menyelamatkan kerugian negara sebesar Rp 15,01 Miliar sepanjang 2018 lalu. Jumlah tersebut didapatkan dari penindakan 1.127 kasus kepabeanan, dan 397 kasus bidang cukai.
Untung mengatakan tahun ini dia bakal untuk meningkatkan fasilitas kepabeanan kepada industri perdagangan. Diharapkan dengan dukungan dari DJBC Bali, NTB,NTT para pelaku industri bisa meningkatkan ekspornya dan meningkatkan penerimaan negara.
"Fasilitas kepabeanan di kantor memfasilitasi industri perdagangan. Harapannya adalah kita mendorong ekspor, kita di Bali ini karakteristiknya banyak industri kecil menengah. Industri inilah yang didorong agar dia memiliki kekuatan untuk melakukan ekspor, fasilitas dalam bentuk apa? Dia mengimpor bahan baku diberikan kemudahan, karena tujuannya untuk ekspor. Harapan kita memfasilitasi ini agar bisa menarik investasi," ucapnya.
Berdasarkan data DJBC Bali, NTB, dan NTT impor paling banyak yaitu biji mutiara hingga renda untuk pakaian. Sementara ekspor industri di Bali terbanyak mengirimkan perhiasan perak maupun emas dan garmen seperti bikini dengan pasar Hawaii, Amerika Serikat. (ams/hns)