Wakil Ketua Asita Budijanto Ardiansyah mengatakan, imbas paling signifikan dirasakan oleh biro travel yang khusus melayani jasa pembelian tiket pesawat. Meski tidak menjelaskan rinciannya, tapi menurutnya omzet bisa anjlok hingga 50%.
"Kalau mereka yang menggantungkan diri dengan penjualan tiket, masing masing sih berbeda ya, kalau mereka menggantungkan diri menjual tiket saja mungkin bisa drop sampai 50%" katanya kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (16/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada penurunan karena memang sekarang masih low season. Karena masih low season juga ya kita tentu saja tidak mengharapkan (tiket mahal) ini terus menerus ya, sehingga keadaan bisa normal kembali," lanjutnya.
Menurutnya harga tiket yang mahal membuat keinginan masyarakat bepergian menjadi rendah. Ujungnya, masyarakat yang menggunakan jasa biro travel menjadi turun.
"Pasti kecenderungan orang untuk melakukan perjalanan menggunakan pesawat udara jadi berkurang kan karena harganya mahal," tambahnya.
Orang yang menggantungkan nasib di bisnis tersebut pun tidak bisa dibilang sedikit. Bahkan di Asita sendiri saja ada sekitar 7.000 perusahaan yang tergabung. Belum lagi yang di luar itu.
"Makanya ini kita suarakan terus supaya pemerintah juga harus ambil sikap kan, negara juga harus hadir dalam hal ini. Karena di seluruh Indonesia ini kurang lebih ada jutaan kan rakyat yang menggantungkan diri di biro perjalanan," tambahnya.
Sebelumnya perusahaan maskapai yang tergabung dalam Indonesia National Air Carrier Association (INACA) menjanjikan harga tiket pesawat turun. Namun menurut dia harga tiket masih mahal.
Baca juga: Harga Tiket Turun, Ini Curhat Maskapai |