Menurut Said, klaim Jokowi yang menyatakan berhasil merebut blok migas tidak seperti yang dibayangkan. Menurutnya blok migas yang diambil alih dibayar dengan harga mahal oleh Pertamina.
"Yang menarik kan dinyatakan sudah diserahkan semua ke Pertamina. Bukan diserahkan tapi dibeli dengan harga yang mahal. Tapi dibungkus seolah-olah pemerintah serahkan ke Pertamina," katanya dalam diskusi tentang 'Jejak-jejak Kebohongan Jokowi?' di Seknas Prabowo-Sandi, Selasa (22/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Blok Rokan diserahkan ke Pertamina karena Pertamina menawarkan signature bonus atau bonus tanda tangan yang diberikan ke pemerintah sebesar US$ 784 juta atau Rp 11,3 triliun.
Menurut Said, blok migas yang diserahkan negara kepada Pertamina secara gratis adalah Blok Mahakam. Per 1 Januari 2018 pengelolaan Blok Mahakam di Kalimantan Timur resmi diserahkan ke Pertamina, di mana sebelumnya dikelola oleh Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation.
"Satu-satunya yang diserahkan ke Pertamina gratis adalah Blok Mahakam," paparnya.
Lantas kenapa pengambilalihan blok migas tersebut tidak dilaksanakan sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?
"Ada yang mengatakan kenapa SBY tidak melakukan dulu, dulu karena UU migas belum jalan. Jadi tidak ada landasan hukum dia untuk dikembalikan ke negara. Karena kontrak yang paling kuat. Sekarang (saat menjabat dulu), SBY selesaikan UU migas itu," tambahnya.
Baca juga: Belum Ada Aksi Nyata Benahi Defisit Migas |
Saksikan juga video 'Blok Rokan Dicaplok Pertamina Bukan Karena Pemilu 2019':
(ang/ang)