"Ya (mitigasi bandara) Kulon Progo kita buat asumsi gempanya itu dalam delapan skala richter ya," ujar Budi kepada wartawan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa (22/1/2019).
Budi menjelaskan, persoalan mitigasi bencana dalam proses pembangunan NYIA di Kulon Progo telah lama dirumuskan dengan melibatkan akademisi sejumlah perguruan tinggi, seperti akademisi UGM dan ITB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, pihaknya juga telah menyiapkan semacam barikade. Jarak antara lantai satu dengan lantai II didesain delapan meter. Oleh karenanya, bila sewaktu-waktu tsunami menerjang mereka bisa menyelamatkan diri ke lantai II.
"Jadi dia itu (masyarakat di bandara) bisa melakukan mitigasi atau menyelamatkan diri ke lantai II. Jadi saya yakini bahwa ini sudah dipikirkan secara matang, Insya Allah tsunami atau gempa itu tidak terjadi juga," tutupnya. (hns/hns)