Anggota BPN Prabowo-Sandi, Dradjad Wibowo menerangkan, cara yang akan ditempuh ialah mengurangi penerbitan obligasi dan penarikan utang bilateral. Secara bersamaan, akan meningkatkan tax ratio sampai 16%.
"Step pertama penerbitan obligasi, penarikan utang bilateral multilateral akan kita kurangi itu langkah pertama. Itu udah otomatis harus dikurangi," kata dia di Media Center Prabowo-Sandi Jakarta, Rabu (23/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, Prabowo-Sandi akan menyisir belanja-belanja yang tidak efisien. Salah satunya, belanja untuk infrastruktur.
"Belanjanya harus kita sisir lagi, kan banyak sekali belanja yang sekarang ini nggak efisien, belanja infrastruktur banyak yang nggak efisien," ujarnya.
"Kita sisir, kita realokasi, infrastruktur mungkin akan kita rasionalisasi," tambahnya.
Dradjad mengatakan, proyek infrastruktur dipangkas bukan karena sudah dibangun pemerintah saat ini. Sebab, kata dia, berdasarkan laporan Bank Dunia banyak infrastruktur yang acak-acakan.
"Enggak, yang dibangun Pak Jokowi bahasa Bank Dunia acak-acakan, justru kita kurangi karena pelaksanaan pembangunan infrastruktur sekarang ini betul-betul, kalau pakai bahasa...kalau saya ringkas omongan Bank Dunia acak-acakan, kita benerin supaya nggak acak-acakan, terlalu ambisius," sambungnya.
Tapi, itu bukan berarti Prabowo-Sandi memangkas belanja negara. Sebab, Prabowo-Sandi punya program memperkuat sejumlah bidang.
"Pangan, swasembada pangan, energi, air bersih, lembaga negara, sama angkatan perang," tutupnya. (zlf/zlf)