Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita mengatakan, seharusnya tarif tol Trans Jawa tidak berada di atas Rp 800 ribu yang dapat menguras kantong pengemudi. Sebab, biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan pengendara selama pengiriman barang tidaklah sedikit.
"Untuk Jakarta-Surabaya paling mahal itu harusnya Rp 800 ribu, soalnya uang jalan buat supir itu Rp 2,5 juta termasuk bensin, tol dan lain-lain," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), tarif jalan tol Jakarta-Surabaya untuk kendaraan golongan V, totalnya mencapai Rp 1,38 juta sekali jalan. Bila dihitung perjalanan bolak-balik artinya pengemudi harus mengeluarkan Rp 2,76 juta.
"Kalau harus bayar Rp 2 juta buat tol saja ya pasti sopir nolak lah," terangnya.
Menurut pendapatnya, tol Trans Jawa masih lah belum efektif. Begitu tol tidak lagi gratis ditambah tarifnya yang tinggi, para pengemudi pun memutuskan untuk berpindah haluan.
"Iya nggak efektif, sampai sekarang (jalur tol) buat logistik ya sepi, begitu dicabut (tarif) gratisnya ya truk ngga lewat situ lagi," ucapnya.
Dirinya pun meminta kepada para pihak terkait dapat merundingkan kembali permasalahan tarif yang dirasa membebani pengemudi truk.
"Jadi kita minta dari pemerintah ya harusnya buat angkutan barang seharusnya lebih murah daripada mobil pribadi, kalau memang tol itu untuk logistik gitu, ya kita minta tarifnya lebih rendah dari sekarang," tutupnya dia. (dna/dna)