Angka perekonomian sepanjang 2018 yang diproyeksi 5,15% ini masih ditopang oleh konsumai rumah tangga.
"Pertumbuhan ekonomi di 2018 secara full year diperkirakan mencapai 5,15%. Pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh dikisaran 5%," kata peneliti dari INDEF Bhima Yudhistira saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (5/2/3019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ini Tantangan Ekonomi RI di Tahun Babi Tanah |
Bhima menyebut, kontribusi belanja pemerintah juga cukup mendorong meskipun porsinya masih kecil.
"Tantangannya ada pada komponen net ekspor yang melemah akibat efek perang dagang, penurunan harga komoditas perkebunan, dan tingginya impor BBM. Kinerja investasi pun sulit untuk diandalkan karena data realisasi investasi hanya tumbuh 4,1% yoy sepanjang 2018," ujar dia.
Baca juga: Jelang Imlek, Bursa Hong Kong Menguat Tipis |
Sementara itu, Kepala Ekonom dari PT Bank Permata Josua Pardede mengatakan kinerja investasi secara keseluruhan melandai karena adanya penurunan impor barang modal. Sementara untuk belanja pemerintah diperkirakan tumbuh mengingat siklus belanja di akhir tahun yang meningkat.
"Sementara itu, net eskpor diperkirakan masih mengalami kontraksi terindikasi dari pelebaran defisit perdagangan, sedemikian sehingga belum berkontribusi pada pertumbuhan. Jadi secara keseluruhan full year tahun 2018 diperkirakan mencapai 5,15%," kata Bhima. (hek/dna)