Jalan Damai Akhiri Ribut Tarif Kargo Naik

Jalan Damai Akhiri Ribut Tarif Kargo Naik

Trio Hamdani - detikFinance
Sabtu, 09 Feb 2019 08:31 WIB
Jalan Damai Akhiri Ribut Tarif Kargo Naik
Ilustrasi pesawat kargo/Foto: Dokumen PT Jasa Angkasa Semesta Tbk
Jakarta - Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) mengeluhkan tingginya tarif kargo udara. Tarif angkutan logistik menggunakan pesawat itu disebut terus mengalami kenaikan.

Pemerintah merespons keluhan ini dengan mempertemukan pengusaha dan pihak maskapai. Pihak yang diundang antara lain maskapai Garuda Indonesia Lion Air, Citilink Indonesia, Sriwijaya Air, Batik Air dan Wings Air. Sementara dari pengusaha logistik diwakili oleh Asperindo dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI).

Turut diundang pengelola bandara, PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sepakat untuk menyelesaikan persoalan ini bersama-sama untuk mencarikan yang terbaik untuk semuanya," ujar Direktur Keamanan Penerbangan Kemenhub Dadun Kohar usai rapat di Gedung Sainath Tower, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/2/2019).

Berikut penjelasan lengkap seputar pertemuan pengusaha jasa pengiriman dan maskapai:
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memanggil maskapai penerbangan dan pengusaha di bidang logistik, kemarin (8/2). Pertemuan dilakukan untuk membahas kenaikan tarif kargo udara yang naik.

Berdasarkan surat undangan kepada pihak maskapai dan perusahaan logistik yang diterima detikFinance, rapat dipimpin oleh Direktur Keamanan Penerbangan Kemenhub Dadun Kohar.

Agenda pertemuan tersebut dilaksanakan di Gedung Sainath Tower, Kemayoran, Jakarta Pusat, dan dilakukan secara tertutup.

Berdasarkan surat undangan tersebut, Kemenhub ingin menindaklanjuti surat yang dilayangkan oleh Asosiasi Perusahaan Jasa Ekspedisi Ekspres Indonesia (Asperindo) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Surat yang disampaikan Asperindo ke Jokowi berisi penolakan terhadap kenaikan tarif surat muatan udara (SMU) atau kargo udara.

Dari surat undangan rapat, pihak yang diundang adalah maskapai Lion Air, Citilink Indonesia, Sriwijaya Air, Batik Air dan Wings Air. Sementara dari pengusaha logistik diwakili oleh Asperindo dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI). Turut diundang pengelola bandara dari Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.

Direktur Keamanan Penerbangan Kemenhub Dadun Kohar mengatakan, rapat yang berlangsung secara tertutup membahas jalan keluar atas kenaikan tarif kargo udara yang membuat pengusaha logistik mengeluh.

"Kita sepakat untuk menyelesaikan persoalan ini bersama-sama untuk mencarikan yang terbaik untuk semuanya," katanya usai rapat di Gedung Sainath Tower, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/2/2019).

Namun belum ada hasil untuk menindaklanjuti kenaikan tarif kargo udara. Kata dia secara lebih detail itu akan dibahas dalam rapat selanjutnya. Pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan Senin depan.

Secara umum, dia mengatakan pertemuan antara pengusaha logistik dan maskapai yang diwadahi Kemenhub berlangsung lancar. Kedua belah pihak punya itikad baik untuk mencari solusi yang saling menguntungkan.

VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan dalam kesempatan terpisah mengatakan, rapat hari ini fokus terhadap maskapai Garuda Indonesia. Pihaknya bersama pengusaha logistik ingin ada win-win solution. Pengusaha logistik yang hadir diwakili Asosiasi Perusahaan Jasa Ekspedisi Ekspres Indonesia (Asperindo).

"Cuma tadi memang poinnya adalah dari pemerintah memfasilitasi ketemu Asperindo sama Garuda atau mungkin nanti kelanjutannya sama maskapai lain. Ya sudah nanti ketemu lah kita ngobrol gimana kita cari jalan terbaik yang win-win gitu," tambahnya.

VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan menyebutkan beragam faktor yang membuat maskapainya harus menaikkan tarif, mulai dari harga avtur hingga gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Kan kita menghitung sekarang harga harga cost dengan inflasi, fluktuasi, harga avtur, kebandaraan, dolar, ya memang harus dinaikkan," katanya ditemui di Gedung Sainath Tower, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/2/2019).

Dia mengatakan, manajemen Garuda Indonesia telah memetakan berbagai hal dan disimpulkan memang tarif kargo harus naik. Harga yang sudah naik ini menurutnya sudah sesuai dengan harga keekonomian.

"Tapi memang poinnya, kan sebelumnya kita sudah ngobrol, bahwa harga yang kita implementasikan sekarang itu memang sudah harga keekonomian, harga cost. Itu ya harga BEP istilahnya," jelasnya.

Dia menjelaskan, tarif yang selama ini berlaku sudah harus disesuaikan dengan kondisi kondisi yang ada. Itu dilakukan agar biaya operasional yang dikeluarkan Garuda Indonesia bisa ditutup dengan tarif yang diberlakukan.

"Kalau kita bisnis kan costnya harus menutupi, harga kan juga harus nutupin cost. Itu yang kita munculkan sekarang," tambahnya.

Hide Ads