Prabowo Janjikan Emak-emak Harga Telur Cs Turun

Prabowo Janjikan Emak-emak Harga Telur Cs Turun

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 10 Feb 2019 11:10 WIB
Prabowo Janjikan Emak-emak Harga Telur Cs Turun
Jakarta - Calon Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto kembali melontarkan janji kampanyenya. Kali ini dia berjanji, jika terpilih menjadi Presiden RI, akan menurunkan harga mulai dari telur hingga daging.

Janji kampanye itu dilontarkannya saat bertemu dengan para emak-emak. Bahkan dia berani berjanji akan menurunkan harga telur cs dalam waktu 100 hari.

Janji kampanye itu ditanggapi oleh para peternak telur. Mereka bersedia mengikuti niatan Prabowo itu, namun dengan satu syarat.
Janji itu disampaikan Prabowo di hadapan emak-emak yang tergabung dalam Forum Komunikasi Majelis Ta'lim (FKMT) serta relawan Aliansi Pencerah Indonesia (API). Pertemuan tersebut digelar di kediaman Prabowo Subianto di Desa Bojong Koneng, Bukit Hambalang, Babakan Madang, Bogor, Jumat (8/2).

"Ibu yang dari FKMT tadi saya nangkep sudah harapannya, pokoknya perintah emak-emak saya sudah tangkap, emak-emak minta harga daging turun, harga beras turun, harga gula turun, harga telur turun, harga ayam turun, minta harga listrik turun, betul?" ujar Prabowo seperti dikutip detikcom dari keterangan tertulis yang diterima, Jumat (8/2/2019).

Prabowo menegaskan dia akan berjuang bersama cawapres Sandiaga Uno untuk mewujudkan janji tersebut.

"Kita akan bekerja untuk emak-emak semuanya. Insyaallah kalau hitungan saya harga daging, harga telur, harga ayam, bisa kita turunuin dalam 100 hari pertama. Harga beras saya juga feeling hitungan saya bisa kita turunkan," tegas Prabowo.

Dia yakin mampu memangkas harga telur hingga daging karena memiliki pengalaman memimpin koperasi.

"Kalau soal harga daging itu saya punya pengalaman saya mimpin koperasi, sekitar Rp 84.000 per kilo itu sudah untung kita. Berarti ada yang ambil untung kebanyakan ini, jadi apalagi kalau dagingnya dari India," tutur Prabowo.

"Daging dari India itu daging kerbau, daging kerbau itu harusnya bisa Rp 70.000. Jadi saya kalau harga daging, harga telur, harga ayam itu kita optimis, untuk harga listrik kita butuh waktu kurang-lebih 18 bulan," imbuhnya.

Bukan cuma telur dan daging, Prabowo juga berjanji memangkas tarif listrik. Dia berjanji akan menurunkannya kira-kira dalam 18 bulan (1,5 tahun) menjabat. Dia menyadari hal tersebut butuh waktu lebih lama.

"Untuk harga listrik, mungkin kita butuh lebih lama lagi. Karena sudah dibikin agak kacau selama ini, tapi mungkin kita ya 18 bulan bisalah kira-kira insyaallah. Ibu kan sudah menderita 4 tahun, 18 bulan ya tidak apa-apa ya, daripada saya janji-janji yang saya nggak bisa saya penuhi," tutur Prabowo.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Atung mengaku tidak masalah jika Prabowo mau menurunkan harga telur. Namun dia memberi syarat agar Prabowo juga menurunkan harga jagung yang biasa digunakan untuk pakan ayam

"Ya tidak apa-apa kalu mau turunin harga telur, yang penting harga jagung diturunin oke," ujarnya kepada detikFinance, Sabtu (9/2/2019).

Atung menerangkan harga jagung saat ini sudah mencapai Rp 6.000 per kilogram (kg). Harga itu menurutnya sudah terlampau tinggi dan membebani para peternak.

"Jagung kita kan sekarang termahal di dunia, harga Rp 6.000 per kg, tapi belakangan turun Rp 5.800 per kg," tambahnya.

Menurutnya jika Prabowo mampu menurunkan harga jagung, Atung yakin para peternak akan mau menurunkan harga jual telur ayam.

"Dia asal mau harga jagung diturunin sesuai harga standar, aman telur bsia turun Rp 1.000 itu. Tapi yang penting syaratnya mau turunin saja sudah. Kita mau turunin Rp 1.000 juga ikut," tegasnya.

Capres Nomor Urut 02, Prabowo Subianto berjanji jika terpilih akan menurunkan harga telur. Kira-kira harga telur yang ideal jika memang bisa diturunkan?

Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar), Singgih Januratmoko menerangkan, harga jual telur di peternak saat ini sekitar Rp 18.500 per kilogram (kg). Di level itu peternak sebenarnya juga sudah rugi.

"Sekarang harga harga telur Rp 18.500 per kg. Peternak rugi, karena BPP (biaya pokok produksi)-nya Rp 19.500," terangnya kepada detikFinance, Sabtu (9/2/2019).

Singgih menerangkan jika ingin harga telur diturunkan kuncinya adalah menurunkan harga jagung. Sebab komponen pakan mencapai 70% dari total biaya produksi telur.

"Sekarang harga jagung Rp 6.000 per kg. Jika harga jagung di peternak bisa Rp 4.000 seperti harga referensi maka harga telor akan turun," terangnya.

Menurut hitungan Singgih, jika harga jagung untuk peternak bisa diturunkan menjadi Rp 4.000 maka harga pokok penjualan (HPP) telur yang ideal bisa turun menjadi Rp 16.000 per kg.

"Jadi jual Rp 17.000 juga masih bisa untung," tambahnya.

Singgih berharap harga jagung bisa turun di masa panen pada Maret mendatang. Jika tidak turun, maka menurutnya harga telur akan sulit untuk diturunkan.

"Ya susah kalau harga jagung tidak turun, kecuali peternak mau di korbankan supaya kolaps," tegasnya.

Lalu dapatkah harga kebutuhan pokok itu diturunkan dalam waktu 100 hari menjabat?

Peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan harga pangan itu saat ini yang penting stabil dan tidak bergerak terlalu liar.

"Jika dipaksa turun, misalnya harga telur ayam, maka akan merugikan harga di tingkat peternak," kata Bhima.

Dia menyebutkan, telur ayam harga daging sapi juga tak bisa ditekan begitu saja. Pasalnya harga daging setelah keluar dari rumah potong hewan memang sudah mahal.

"Kecuali pak Prabowo ambil jalan pintas dengan impor besar-besaran di 100 hari pertama," imbuh dia.

Namun hal ini kontradiktif dengan janji tidak akan impor pangan. Menurut Bhima langkah penurunan harga kebutuhan pokok tersebut belum mendesak untuk dilakukan. Pasalnya angka inflasi nasional masih relatif terjaga dan tidak keluar dari target.

Janji ini, menurut Bhima lebih ke janji populis. Tetapi jika mau menurunkan harga pangan dan tidak memukul peternak, artinya rantai distribusi harus dipotong, tengkulak perannya dikurangi. Kemudian membangun infrastruktur pertanian sehingga ongkos transportasi tidak mahal.

"Itu kan tidak bisa 100 hari, lebih baik prosesnya terencana matang 5 tahun. Soal pangan tidak ada jalan pintas," jelas dia.

Hide Ads