Subhan (45) seorang petani bawang merah asal Kecamatan Bulakamba bahkan menangis saat mengadu soal harga bawang ke Sandi. Hasil panen yang dia jual tidak menutup biaya tanam, bibit, pupuk dan obat obatan.
Alhasil dia terlilit utang di salah satu bank.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Subhan meminta agar segera ada pembenahan tata niaga bawang merah untuk mengangkat harkat martabat petani bawang Brebes. Mengenai harga pupuk dan obat obatan, petani di Brebes ini meminta ada solusi yang benar benar berpihak pada rakyat kecil seperti petani bawang.
"Jangan sampai tanam bawang tumbuhnya utang," tandasnya.
Sebagai petani kecil, Subhan mengaku pernah akan mengadukan soal harga bawang ke Menteri Pertanian. Namun dicegah dan dihalang halangi oleh petugas keamanan.
Baca juga: Ada Inflasi 3,13% Sepanjang 2018 |
"Waktu ada menteri, saya sudah kepingin menemui untuk mengeluhkan harga bawang. Tapi justru saya dihalang-halangi. Saya diamankan dan dibawa ke tempat yang jauh," sambungnya.
Saat ini menurut petani, harga bawang merah Rp 7.000 per kg, padahal agar bisa menutup biaya tanam dan obat, harga minimal bawang harus Rp 12.000 per kg. Idealnya, Subhan berharap, harga bawang merah di pasaran minimal Rp.15.000 per kg.
Menanggapi keluhan mereka, pria yang beken disapa Sandi itu berjanji melakukan pembenahan bila terpilih dalam pilpres 2019. Sandi berjanji menggandeng perusahaan milik pemerintah untuk membeli hasil panen petani saat harga anjlok.
"Kami sudah praktikan di DKI. Melalui PD Pasar Jaya, komoditas petani dibeli dan dipasarkan di Jakarta. Kami komitmen terapkan model ini nanti kalau terpilih," kata Sandi berjanji.
Selain menampung hasil panen, pemerintah akan memberdayakan UMKM untuk membuat produk olahan bawang. Melalui usaha mikro dan menengah ini, Sandi optimistis bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat. (hns/hns)