Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Abram Elsajaya Barus mengatakan, memang terdapat potensi pengguna kendaraan yang harus dilayani di selatan Jawa dengan tol.
"Kalau sekarang kita sudah melayani ada (tol) di utara (Jawa), ini kita melihat juga ada potensi yang harus kita layani di sebelah selatan dari Pulau Jawa," katanya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (12/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk melengkapi jaringan jalan kita, jadi agar pergerakan itu lebih terdistribusi, supaya beban itu nggak terlalu besar hanya di utara saja. Mungkin itu gambaran awalnya," paparnya.
Pada intinya, lanjut dia, pemerintah ingin memaksimalkan pelayanan untuk mobilitas di Pulau Jawa menggunakan tol.
"Yang jelas kita memang ingin melayani semaksimal mungkin pergerakan lalu lintas yang ada di Jawa ya," tambahnya.
Perusahaan jalan tol milik negara, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sendiri sudah mempersiapkan pembangunan Tol Jawa jalur selatan, yaitu Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap sepanjang 184 km, dan Tol Ciranjang-Padalarang sepanjang 27,8 km.
Namun, Tol Trans Jawa saja saat ini masih belum digunakan oleh pengendara secara optimal alias masih sepi. Supir truk misalnya, mereka lebih memilih lewat Jalan Pantura ketimbang Tol Trans Jawa, dengan berbagai pertimbangan tentunya.
Tim detikcom baru baru ini menelusuri Tol Trans Jawa dan Jalan Pantura. Dari hasil pengakuan para supir truk, memang mereka merasa tarif Tol Trans Jawa terlalu mahal sehingga memilih lewati Jalan Pantura.