Siasat Investasi Agar Tidak Sengsara Saat Pensiun

Siasat Investasi Agar Tidak Sengsara Saat Pensiun

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 12 Feb 2019 14:40 WIB
Foto: Tim Infografis: Andhika Akbarayansyah
Jakarta -
Kesadaran akan menyiapkan masa pensiun bagi masyarakat di Indonesia terbilang masih rendah. Padahal jika ingin hidup tenang di masa pensiun, perlu strategi yang disiapkan sejak dini.
Lalu bagaimana caranya melakukan persiapan agar tidak sengsara di masa pensiun?
Head of Wealth Management PT Bank HSBC Indonesia Steven Suryana sejatinya tidak ada formula yang tepat untuk menghitung berapa kebutuhan dana yang harus disiapkan untuk pensiun. Perlu perhitungan tersendiri dari masing-masing individu.
"Tidak ada formula yang tepat setiap orang kondisi berbeda. Seperti berapa usia saat ini, lalu usia berapa saat pensiun yang direncanakan," tuturnya di On Three, Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Untuk rata-rata usia pensiun di Indonesia kebanyakan antara 55-60 tahun. Lalu kurangi dengan usia saat ini.
Kemudian, lanjut Steven, buat daftar apa saja yang diinginkan saat masa pensiun. Misalnya, ingin menyekolahkan anak di luar negeri, memiliki vila atau bahkan ingin memiliki sebuah pemancingan pribadi.
Lalu dihitung perkiraan biaya, kemudian biaya hidup sehari-hari nantinya. Sehingga tidak menyusahkan anak cucu.
"Misalnya oh butuh Rp 500 juta, masa pensiunnya 20 tahun lagi. Tapi harus diperkirakan juga, Rp 500 juta saat ini dengan 20 tahun lagi dengan perkembangan inflasi pasti juga akan bertambah," terangnya.
Jika sudah mendapatkan angka yang pasti, baru disesuaikan portofolio investasi yang pas. Banyak jenis instrumen investasi yang bisa dipilih mulai dari produk perbankan hingga reksadana ataupun saham.
"Kita harus tahu profil nasabahnya. Misalnya dia takut naik turun, tidak berani resiko, ya kita sarankan instrumen investasi yang sesuai," ujarnya.
Dia juga menyarankan agar menyisihkan investasi yang diutamakan dari penghasilan bulan. Dia menggarisbawahi jangan menyisihkan investasi berdasarkan sisa penggunaan bulan setelah yang bersifat konsumtif.
Menurutnya jika bisa menyisihkan hingga 40% sangat baik. Namun jika tidak maka normalnya juga bisa 10% dari total pemasukan setiap bulannya.
(das/dna)

Hide Ads