Ketua Komite Tetap Perkebunan Kadin, Rudyan Kopot mengatakan stok bahan pangan masih jadi masalah stabilitas harga pangan, khususnya dalam menghadapi siklus panen raya dan paceklik.
"Saya rangkum jadi masalah utama kita adalah harus memperhatikan sektor stok atau penyimpanan. Stok inilah yang bisa stabilkan harga pangan," ucapnya di Menara Kadin, Kamis (14/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya dia menjelaskan apabila telah siap menghadapi siklus panen paceklik harga pangan pun bisa stabil. Harusnya saat panen raya, kelebihan bahan pangan bisa disimpan saat paceklik.
"Jadi harusnya saat panen raya waktu jumlah barang banyak harga murah lebihnya bisa disimpan dan bisa dijual dengan harga normal saat musim paceklik," kata Rudyan.
Menurut Rudyan untuk mengatasi hal tersebut semua pihak harus bisa mengembangkan teknologi penyimpanan. Dengan membuat penyimpanan yang baik maka kondisi kekurangan bahan pangan bisa diminimalisir sehingga impor bisa dikurangi.
"Salah satunya seperti yang dibilang Bu Musdalifah ini semua bisa ditangani dengan mengembangkan teknologi penyimpanan, serta memudahkan distribusi. Hal ini juga bisa kurangi impor," ungkap Rudyan.
Menurut Rudyan hal tersebut bisa dilakukan, apalagi menurutnya kini dunia sudah masuk revolusi industri 4.0. "Saya rasa itu bisa dilakukan apalagi sudah memasuki industri 4.0," ungkap Rudyan.
Dia menyimpulkan bahwa stabilitas harga pangan dapat tercapai apabila harga pangan bisa diterima masyarakat. Maksudnya dapat menguntungkan petani dan pedagang, dan harganya pun bisa dijangkau masyarakat.
"Harga memang hingga saat ini fluktuatif. Tapi setidaknya meskipun ada fluktuasi naik ataupun turun harus wajar dan acceptable. Kembali lagi, stabil itu kalau petani untung, pedagang juga bisa untung, dan harga dapat terjangkau oleh konsumen," katanya. (hns/hns)