Pengusaha Nantikan Isu Impor BBM dan Data Pangan di Debat Capres

Pengusaha Nantikan Isu Impor BBM dan Data Pangan di Debat Capres

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 13 Feb 2019 17:37 WIB
Foto: Muhammad Idris/detikFinance
Jakarta - Debat calon presiden (Capres) putaran dua akan digelar 17 Februari 2019 mendatang. Tema debat yang diangkat ialah tentang energi, pangan, sumber daya alam, dan lingkungan.

Kalangan pengusaha sendiri menanti 'pertarungan' dua kandidat yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subanto. Terlebih, untuk pembahasan impor bahan bakar minyak (BBM) dan data pangan.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menerangkan, energi menjadi bagian penting di dalam kehidupan masyarakat. Masalahnya, Indonesia dalam posisi net importir minyak. Dia berharap, ada penyelesaian terkait masalah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari waktu ke waktu impornya makin besar volumenya, ini juga harus ada kebijakan ke depan harus ada seperti apa," ujarnya di Gedung Permata Kuningan Jakarta, Rabu (13/2/2019).

Masalah data pangan juga menjadi perhatian pengusaha. Terlebih, data pangan ini dianggap tak akurat,


"Pangan menjadi PR kita bersama, yang paling itu semua penting ketersediaan pangan. Sekarang ini lepas dari data, kemarin juga sama-sama tahu Kementan dikoreksi datanya, karena dianggap itu over," ungkapnya.

"Kalau nggak salah 80 juta ton kepotong jadi 50 juta, dipotong 30 juta karena datanya dianggap tidak akurat. Intinya kebijakan pangan harus dilihat keseluruhan," ungkapnya.

Bukan hanya itu, data jagung juga dianggap bermasalah. Sebab, data produksi jika tak sesuai dengan kondisi di lapangan.

"Data-data yang ada ini harus diperbaiki dengan baik karena kita sektor industri berkali-kali menghadapi masalah. Jagung dipakai untuk industri makanan dan unggas. Itu ada satu ketika datanya itu berbeda, Kementan cukup tapi di lapangan nggak ada stoknya," paparnya.

(fdl/fdl)

Hide Ads