Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyebut, hal itu disebabkan turunnya ekspor RI ke China imbas perang dagang negeri tirai bambu itu dengan Amerika Serikat (AS).
Darmin menjelaskan, China adalah negara tujuan ekspor terbesar Indonesia. Setelah China disusul oleh Amerika Serikat (AS). Namun perang dagang membuat pertumbuhan ekonomi kedua negara melambat. Di sisi lain, Indonesia tidak bisa dengan cepat mencari alternatif negara tujuan ekspor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darmin menyatakan ekspor Indonesia ke China turun signifikan walaupun tak menyebutkan angkanya. Di sisi lain Indonesia agak lambat dalam menyesuaikan diri terhadap gejolak yang terjadi di dunia.
"Ini karena perkembangan dunianya cepat sekali sehingga adjustment-nya lebih lambat ya. Ekspor kita menurun banyak ke China padahal dia nomor 1 (negara tujuan ekspor)," paparnya.
Baca juga: Neraca Dagang RI Keok US$ 2,4 M Lawan China |
Berkaitan dengan itu, pertumbuhan ekonomi China ke depan diperkirakan Darmin akan berada di kisaran 6,5%. Dengan demikian diharapkan situasinya jauh lebih stabil.
"Mungkin apakah masih akan lebih lambat tapi rasanya justru kalau ekonomi China mungkin akan di 6,5% itu akan bisa lebih stabil," tambahnya.
Untuk diketahui, dalam rilis BPS, ekspor Januari 2019 tercatat turun 3,24% (month on month) dengan nilai US$ 13,24 miliar. Secara tahunan atau year on year, ekspor Januari 2019 turun 4,70% dibandingkan Januari 2018. (zlf/zlf)