Awalnya di awal 2018 pemerintah memalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) memutuskan untuk membuka keran impor beras sebanyak 500 ribu ton. Namun hal tersebut tak disetujui oleh Amran.
Pasalnya, langkah impor tersebut bersamaan dengan waktu panen beras. Ia pun tak mau berkomentar dan memilih untuk mendoakan yang terbaik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kejadian itu tak berselang lama karena Enggar dan Amran kembali bersama menjalin hubungan yang baik. Mereka terlihat saling bersalaman tangan.
Di lain waktu, mereka juga terlihat mengalami hubungan yang kurang harmonis karena permasalahan impor jagung. Enggar di akhir 2018 memutuskan untuk mengimpor jagung sebanyak 100 ribu ton.
Menurut dia, keputusan tersebut dikeluarkan setelah mendapat permintaan dari Amran yang menyatakan pasokan kurang.
"Karena nggak cukup, Pak Mentan bilang minta impor, di situ dalam rakor itu," kata Enggar di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/1/2018).
Di sisi lain, Amran selalu menyangkal kondisi tersebut. Ia malahan mengatakan bahwa dirinya telah mampu mengekspor jagung sebanyak 380 ribu ton.
Angka tersebut jauh lebih kecil dari impor yang dilakukan. Sehingga tak ada masalah yang perlu diperbincangkan lagi.
"Ada kemarin masalah yang harus diketahui publik dan ini harus clear. Kenapa kemarin kita impor 100 ribu ton, padahal kita ekspor 380 ribu ton," papar dia. (dna/dna)