Kritikan pertama soal pangan terjadi saat Prabowo berpidato di Sasana Hinggil, Keraton, Kota Yogyakarta, Rabu (28/11/2018). Kala itu ia menilai utang Indonesia saat ini hanya untuk impor pangan.
Alhasil, ia mengungkapkan utang yang dilakukan pemerintah justru merugikan masyarakat. Pasalnya, Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Keuangan pun mengelak pernyataan Prabowo. Ia menyebut bahwa utang yang selama ini dilakukan pemerintah hanya untuk kegiatan yang bersifat produktif.
Ia mencontohkan kegiatan yang produktif, seperti membangun infrastruktur, mendukung sektor pendidikan, hingga ke sektor kesehatan.
"Penggunaan utang adalah untuk membiayai kegiatan yang bersifat produktif. Seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan," jelas Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti kepada detikFinance, Jakarta, Sabtu (6/10/2018).
Baru-baru ini, Prabowo kembali mengkritik janji Jokowi soal pangan. Ia menilai bahwa saat ini harga beras, daging dan daging ayam di Indonesia menjadi yang tertinggi di dunia.
Untuk itu, ia berjanji untuk memperbaiki kondisi tersebut segera.
"Beras di Indonesia jadi salah satu tertinggi di dunia, demikian daging juga tertinggi di dunia. Daging ayam tertinggi di dunia. Salah satu yang tertinggi di dunia. Perjuangan kami adalah untuk kita perbaiki keadaan ini dengan segera," kata dia, Kamis (14/2/19).
Kemudian, dilihat di salah satu penyedia basis data terbesar di dunia, Numbeo, Kamis (14/2/2019), harga beras di Indonesia berada di urutan ke 80 dari 89 negara yang masuk daftar, yang mana daftar ini diurutkan dari negara dengan harga berasnya paling tinggi.
Sedangkan, untuk harga daging sapi di Indonesia berada di urutan 49 dari 89 negara, diurutkan dari harga paling tinggi. Indonesia adalah negara dengan harga daging sapi Rp 118.373. Harga daging sapi ini dihitung per kg. (dna/dna)