Panen Raya Ditarget Hasilkan 30 Juta Ton Jagung

Panen Raya Ditarget Hasilkan 30 Juta Ton Jagung

Pradito Rida Pertana - detikFinance
Senin, 18 Feb 2019 13:49 WIB
Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom
Gunungkidul - Masa panen raya jagung tahun ini dinilai Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Sumarjo Gatot Irianto sebagai bukti produktivitas jagung di Indonesia masih tinggi, bahkan ia menargetkan tahun ini panen jagung dapat mencapai 30 juta ton

"Saya kira hamparan tanaman jagung (yang sedang panen) ini pembuktian, karena selama ini orang katakan belum panen dan sekarang sudah panen. Warnanya (jagung yang dipanen) juga menguning semua, jadi kami (ingin) memberikan bukti, bukan memberikan argumen data semata," ujar Sumarjo saat menghadiri panen raya jagung di Dusun Tanjung, Desa Getas, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Senin (18/2/2019).

"Karena itu kita mengharapkan 30 juta ton (dari hasil panen) jagung (tahun ini), atau bisa lebih," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Gatot panen raya jagung akan mencapai puncaknya pada bulan Maret mendatang. Selain itu, panen raya jagung akan membuat stok jagung meningkat drastis dan tentunya mempengaruhi harga jual jagung.

Kementan telah melakukan antisipasi agar harga jual jagung di pasaran tidak anjlok.

"Antisipasinya ya penyerapan harus dimaksimalkan, disimpan (jagung hasil panennya) supaya tidak turun ke pasar pada waktu yang bersamaan. Kalau disimpan kan dia (petani jagung) bisa menjual saat harganya baik," ucapnya.

"Karena itu dengan kedua kalinya ke sini (Gunungkidul), kami ingin berikan bantuan namanya pengering, supaya setelah (jagung) dipanen, dipipil, dikeringkan bisa disimpan dan tidak langsung dijual," sambung Sumarjo.


Gatot mengatakan produktivitas jagung saat ini terus mengalami peningkatan. Hal itu dikarenakan saat ini banyak orang yang membutuhkan jagung, baik untuk kebutuhan pangan atau industri.

"Saat saya ke Pandeglang (Jawa Barat), jagung tidak hanya digunakan sebagai pakan ternak, dan ternyata juga untuk industri dan pangan. Sehingga kebutuhan jagung akan terus meningkat, dan ini jadi peluang untuk mensejahterakan rakyat," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan DIY, Sasongko menyebut Kabupaten Gunungkidul sebagai daerah dengan produksi jagung terbanyak banyak di DIY. Karena itu, ia terus akan mengembangkan dan memperluas area ladang jagung di Gunungkidul.


"Ke depannya akan ditingkatkan lagi, dengan mengupayakan perbaikan verietas dan perluasan areanya. Untuk Area (ladang jagung) se-DIY sekitar 60 ribu hektar, dan 80% produksi jagung di DIY itu berasal dari Gunungkidul," ujarnya.

Disinggung mengenai harga jual jagung saat ini, Sasongko menyebut perkilogramnya saat ini antara Rp 4.500 hingga Rp 5.000. Meski dinilainya harga jual tersebut sudah bagus, Sasongko menyebut masih perlu menyeimbangkan harga antara petani dan peternak.

"Cukup bagus, tapi kita butuh keseimbangan harga, soalnya jangan sampai harga tinggi (jagung) membuat petani senang tapi peternak malah teriak dan ujung-ujungnya jadi ramai. Jadi keseimbangan itu agar petani senang dan peternak juga mampu beli," pungkasnya. (hns/hns)

Hide Ads