Penerima Insentif Ekspor Didominasi Perusahaan di Jawa

Penerima Insentif Ekspor Didominasi Perusahaan di Jawa

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Senin, 18 Feb 2019 16:31 WIB
Foto: Pradita Utama
Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku sedih karena insentif ekspor yang dikeluarkan masih banyak digunakan oleh perusahaan yang berorientasi di Jawa. Kenapa?

Menurut dia, insentif tersebut pada dasarnya dikeluarkan untuk perusahaan yang berlokasi dekat dengan perbatasan. Sebab, lokasi yang berdekatan akan memiliki kemampuan ekspor yang lebih tinggi.

Ia mencontohkan, daerah Sumatera yang berdekatan dengan Malaysia, dan Singapura yang saat ini jumlah perusahaan yang menikmati insentif masih sedikit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sumatera karena proximitasnya dengan Malaysia, Singapura, harusnya bisa lebih tinggi. Kita harus pikirkan strategi regionalnya," kata dia di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (18/2/2019).


Maka dari itu, ia meminta agar perusahaan di luar Jawa, khususnya Sumatera mau menggunakan insentif. Dengan begitu, insentif tersebut bisa merata di Indonesia.

"Untuk bea cukai, LPEI, yang saya sedihnya konsentrasi lokasi (perusahaan) masih di Jawa terutama Jawa Barat. Yang dekat sekali pasar ASEAN, seperti Singapura, itu Sumatera, tapi Sumatera dikit sekali. Bagaimana kita bisa sebarkan KB dan KITE tidak hanya di Jawa Barat. Itu PR penting," ungkap dia.

Kepala University Network for Indonesia Export Development (Unied) Arif Satria kontribusi perusahaan penerima insentif mayoritas sebanyak 92,19% berasal dari pulau Jawa. Sedangkan berdasarkan provinsi paling besar berada di Jawa Barat dengan nilai 64,02%.


Sebagai informasi, insentif ekspor yang dikeluarkan pemerintah, yaitu kawasan berikat (KB) dan kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) dengan membebaskan beberapa biaya pajak. Harapannya, insentif tersebut bisa mendorong nilai ekspor serta investasi di dalam negeri. (dna/dna)

Hide Ads