"Jadi salah satunya begini kita juga menyadari sekarang itu, makanya suka-suka orang bicara avtur Pertamina mahal dihitung dari mana, kalau kita lihat kalkulasinya, kalau di Soetta Pertamina sangat kompetitif dekat sekali dengan Singapura," katanya di Kementerian BUMN Jakarta, Senin (18/2/2018).
Namun, Rini menyadari, harga avtur untuk di daerah yang wilayahnya jauh masih mahal misalnya di Makassar. Hal itu disebabkan oleh biaya pengiriman yang tinggi serta pengelolaan pelabuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, dia menyambut baik kerja sama yang dilakukan Pertamina dan Pelindo I hingga IV. Melalui kerja sama ini, aset yang dimiliki Pertamina akan dikelola oleh Pelindo sehingga memunculkan efisiensi.
"Untuk menjaga profitabilitas, efisiensi harus dilakukan, semua saya tekankan betul, kepada BUMN-BUMN lihat lagi cost structure-nya, efisienkan. Kalau lihat operasional sebetulnya bukan bisnis inti mu tapi kemudian ada BUMN lain yang menjadi bisnis intinya, ya sudah kerja samakan sama mereka yang menjadi bisnis inti. Jadi contohnya seperti ini dengan Pelindo I, II, III, IV," katanya.
"Bisnis inti Pertamina bukan pelabuhan, karena itu ngapain ngurus pelabuhan, pelabuhan biarlah diurus oleh Pelindo I-IV sehingga cost-nya lebih baik sehingga lebih efisien sehingga cost pengiriman lebih baik," tutupnya. (ara/ara)