Presiden Direktur PT AXA Mandiri Financial Services, Handojo G. Kusuma, menjelaskan sejumlah manfaat yang eksklusif seperti tersedianya VIP lounge untuk keluarga yang menjenguk, pendampingan oleh staf dalam pengurusan administrasi di rumah sakit, sampai penjemputan pasien dari bandara ke rumah sakit dan sebaliknya.
"Nasabah Private AXA Mandiri akan menerima kartu VIP atau e-card sebagai tanda peserta yang berhak mendapatkan manfaat layanan eksklusif. Para nasabah juga mendapatkan pendampingan dari personal assistance yang akan membantu mereka, dimulai dari proses pengajuan layanan kesehatan di rumah sakit yang dituju, hingga proses perawatan pasien selesai," kata Handojo ditemui di Jakarta, Kamis (21/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"AXA Mandiri ingin memberikan pengalaman terbaik bagi nasabah saat proses pemulihan kesehatan. Melalui layanan eksklusif nasabah akan mendapatkan kenyamanan lebih dan pendampingan secara khusus, sehingga dapat fokus pada pemulihan kesehatannya," terang Handojo.
Dikatakannya, layanan ini dapat dinikmati di sejumlah rumah sakit ternama di Indonesia seperti jaringan RS Premier dan Siloam. Sementara untuk di Singapura terdiri dari RS Gleneagles, RS Parkway East, dan RS Mount Elizabeth. Kemudian RS Sunway Medical Center di Malaysia, St Stamford Modern Guangzhou di China.
Sementara di Thailand layanan bisa didapatkan di Bangkok Dusit Medical Center yang terdiri 4 pusat kesehatan yakni RS Bangkok Phuket, Phyathai 2, Samitivej Srinarakaran, dan Samitivej Sukhumvit.
Lewat tambahan manfaat layanan tersebut, menurutnya dia, diharapkan nasabah bisa mendapatkan layanan terbaik di rumah sakit dalam negeri. Di saat bersamaan, proses perawatan pasien yang ingin berobat ke luar negeri juga semakin mudah dan nyaman.
Lanjut Handoko, jika mengacu pada survei yang dilakukan Mercer Marsh Benefits di tahun 2018, menyebutkan bahwa biaya rumah sakit termasuk ruang operasi, ruang rawat inap, dan biaya sewa peralatan rawat inap, merupakan ongkos termahal dalam komponen total biaya pengobatan atau mengambil porsi sekitar 21%.
Selain itu, survei tersebut juga menyebutkan kalau peningkatan biaya pengobatan Indonesia pada tahun lalu sebesar 12,6%, lebih tinggi dibandingkan kenaikan biaya pengobatan di Malaysia sebesar 12,5%, Singapura 9,1%, dan rata-rata negara di Asia sebesar sekitar 10%.
"Asuransi kesehatan bisa menjadi solusi bagi masyarakat untuk dapat menjalani pemulihan kesehatan, tanpa perlu khawatir mengenai biaya yang timbul, karena risiko tersebut akan dialihkan kepada perusahaan asuransi. Di saat yang sama, kondisi finansial tetap terjaga untuk keuangan jangka panjang," tutur Handoko. (idr/idr)