Dapat Hibah dari Jerman, Menhub Mau Kembangkan KA Regional Surabaya

Dapat Hibah dari Jerman, Menhub Mau Kembangkan KA Regional Surabaya

Amir Baihaqi - detikFinance
Kamis, 21 Feb 2019 18:13 WIB
Foto: Amir Baihaqi
Surabaya - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karyadi Sumadi mengatakan akan mengembangkan angkutan perkeretaapian regional untuk wilayah Surabaya. Pengembangan itu diharapkan mampu menjadi transportasi massal berbasis rel yang nantinya terhubung dengan beberapa kota di Jawa Timur.

"Transportasi massal berbasis jalan rel untuk wilayah regional Surabaya meliputi Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Mojokerto," kata Budi saat membuka Focus Grup Discussion pengembangan perkeretaapian Jatim di Ruang Rapat Hotel JW Marriot, Surabaya, Kamis (21/2/2019).

Adapun untuk dananya, lanjut Budi, akan bersumber dari hibah pemerintah Jerman. Untuk itu, ia berharap dukungan dan kerja sama dari para kepala daerah baik Gubernur, Walikota, dan Bupati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan sedang menyusun dokumen perencanaan Pengembangan Angkutan Perkeretaapian Regional Surabaya yang dananya bersumber dari Hibah Pemerintah Jerman melalui KfW Development Bank," beber Budi.


Menurut Budi, jumlah kendaraan pribadi sudah sangat banyak, sehingga untuk menguranginya salah satu alternatif yakni mengembangkan transportasi massal yang handal dan efisien. Selain itu, transportasi itu harus memberikan dampak jangka panjang yang positif baik secara nasional maupun wilayah.

"Jenis transportasi massal yang mempunyai kapasitas besar pada umumnya berbasis jalan rel berupa commuter rail (metro), MRT dan LRT. Transportasi massal tersebut tentu harus dikembangkan secara terintegrasi dengan moda-moda lain seperti angkot, bus dan taksi yang berfungsi sebagai pengumpan (feeder)," terangnya.

"Memilih jenis teknologi transportasi massal yang akan dikembangkan pada sebuah kota perlu dilakukan secara hati-hati agar sarana dan prasarana tersebut tepat guna dan tepat sasaran," imbuh Budi.

Dikatakan Budi, aspek kapasitas, biaya investasi, biaya operasional dan perawatan, aspek keselamatan serta aspek ketersediaan lahan perlu menjadi perhatian utama. Pemilihan trase dan lokasi stasiun tidak kalah penting untuk menjamin jumlah penumpang sesuai demand (permintaan) yang telah direncanakan.

"Kesalahan dalam memilih jenis teknologi serta pemilihan trase dan lokasi stasiun dapat menjadi permasalahan ketika sudah dioperasikan," tandas Budi.

(fdl/fdl)

Hide Ads