Serbuan barang dari China juga telah menghantam perdagangan RI. Pada Januari 2019 defisit neraca dagang RI dengan China mencapai US$ 2,43 miliar. Di bulan itu neraca dagang RI defisit defisit US$ 1,16 miliar.
Guru besar ilmu ekonomi sekaligus peneliti senior INDEF Didik J Rachbini menilai, serbuan barang dari China melalui e-commerce ke depannya akan semakin besar. Untuk itu pemerintah seharusnya mengambil langkah antisipasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah belum mencegat secara baik arus inflow barang seperti ini lewat e-commerce," sambung dia.
Mungkin, lanjut Didik, pemerintah masih ragu atau belum menyadari adanya bahaya defisit perdagangan yang akan membesar. Apalagi saat ini ada ASEAN-China Free Trade Area yang membebaskan pajak barang yang masuk. Indonesia menjadi salah satu anggotanya.
"Prospek defisit berganda karena dipicu oleh arus modal keluar lewat akun pendapatan primer," tutupnya.