Anthony Tan adalah sosok di balik berdirinya Grab yang kini jadi startup berstatus decacorn pertama di Asia Tenggara. Sebagai decacorn, otomatis valuasi atau nilai perusahaan telah mencapai US$ 10 miliar atau setara Rp 140 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS).
Dilansir detikFinance dari sumber resmi Grab, Kamis (28/2/2019), sejarah keluarga Anthony rupanya tak jauh dari transportasi umum. Kakek buyutnya adalah seorang supir taksi.
Kakek buyutnya memiliki seorang anak bernama Tan Yuet Foh, yang dalam hal ini adalah kakek dari Anthony.
Dalam berita yang diulas oleh Forbes seperti dikutip detikFinance, Anthony mengatakan dia terinspirasi oleh kakeknya yang merupakan putra dari supir taksi di Kuala Lumpur yang kemudian membangun kerajaan bisnis penjualan dan perakitan mobil berskala multinasional.
Anthony lulus dengan gelar Bachelor of Arts with Honors di bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik dari University of Chicago dan memiliki gelar Master of Business Administration (MBA) with Honours dari Harvard Business School.
Ketika Anthony lulus dari Harvard Business School pada tahun 2011, dia diharapkan untuk bergabung kembali dengan dua kakak laki-lakinya di perusahaan keluarga, Tan Chong Motors.
Sebaliknya, Anthony pada saat itu memutuskan untuk mengambil jalannya sendiri dengan mengembangkan aplikasi taksi online, yang kini dikenal Grab. Namun saat itu Grab baru memiliki fitur GrabTaxi.
Seiring berjalannya waktu, Grab mendapatkan suntikan modal dari berbagai investor. Dengan tambahan modal, Anthony telah membuat Grab memiliki layanan yang lebih luas, mulai dari ojek, mobil pribadi, pengiriman dan R&D perangkat lunak.
Lewat tangan dinginnya, Anthony berhasil ekspansi ke 8 negara, termasuk Indonesia. Totalnya ada 336 kota yang dilayani oleh Grab.
Dengan geliat bisnisnya tersebut, Forbes mencatat kekayaan CEO Grab itu telah mencapai US$ 300 miliar atau setara 4,2 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS). Kekayaan Anthony yang dicatat Forbes terakhir diperbaharui pada Juli 2018.
(ang/ang)
Dilansir detikFinance dari sumber resmi Grab, Kamis (28/2/2019), sejarah keluarga Anthony rupanya tak jauh dari transportasi umum. Kakek buyutnya adalah seorang supir taksi.
Kakek buyutnya memiliki seorang anak bernama Tan Yuet Foh, yang dalam hal ini adalah kakek dari Anthony.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anthony lulus dengan gelar Bachelor of Arts with Honors di bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik dari University of Chicago dan memiliki gelar Master of Business Administration (MBA) with Honours dari Harvard Business School.
Ketika Anthony lulus dari Harvard Business School pada tahun 2011, dia diharapkan untuk bergabung kembali dengan dua kakak laki-lakinya di perusahaan keluarga, Tan Chong Motors.
Sebaliknya, Anthony pada saat itu memutuskan untuk mengambil jalannya sendiri dengan mengembangkan aplikasi taksi online, yang kini dikenal Grab. Namun saat itu Grab baru memiliki fitur GrabTaxi.
Seiring berjalannya waktu, Grab mendapatkan suntikan modal dari berbagai investor. Dengan tambahan modal, Anthony telah membuat Grab memiliki layanan yang lebih luas, mulai dari ojek, mobil pribadi, pengiriman dan R&D perangkat lunak.
Lewat tangan dinginnya, Anthony berhasil ekspansi ke 8 negara, termasuk Indonesia. Totalnya ada 336 kota yang dilayani oleh Grab.
Dengan geliat bisnisnya tersebut, Forbes mencatat kekayaan CEO Grab itu telah mencapai US$ 300 miliar atau setara 4,2 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS). Kekayaan Anthony yang dicatat Forbes terakhir diperbaharui pada Juli 2018.