Pelemahan yang terjadi pada indeks seiring dengan mayoritas pergerakan bursa saham Asia Pasific yang ditutup dalam zona merah, adapun pelemahan tersebut dikarenakan optimisme para pelaku pasar terhadap perundingan antara China dan Amerika Serikat (AS) sedikit menurun setelah ketua perwakilan dagang AS Robert Lighthizer mengatakan terlalu cepat untuk memprediksi hasil perundingan AS-China menuju kata sepakat.
Pelaku pasar asing membukukan aksi jual bersih (Netsell) sebesar Rp 1.29 triliun. Nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0.55% ke level 14,069.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: IHSG Ditutup Anjlok 1,26% |
Penurunan indeks terjadi pasca rilisnya data pertumbuhan ekonomi AS kuartal IV 2018 yang tercatat melambat menjadi 2.6% qoq lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 3.4%.
Adapun data indeks manufaktur dari Fed Kansas menunjukkan terjadi kontraksi yang cukup berisiko dimana indeks manufaktur negatif 4 dari sebelumnya positif 2.
Sementara itu, dari Bursa saham China yakni indeks Shanghai mengalami penurunan 0.44% seiring rilisnya data NBS manufacturing PMI bulan Februari yang di level 49.2 turun dari sebelumnya di level 49.5, serta data Non Manufacturing PMI bulan Februari di level 54.3 juga menurun dari sebelumnya di level 54.7.
IHSG ditutup melemah sebesar 1.3% ke level 6,443. IHSG ditutup candle bearish dengan indikator Stochastic masih bearish dan MACD histogram negatif dengan volume meningkat. Kami perkirakan IHSG kembali bergerak melemah dengan pergerakan di kisaran 6,374-6,472.
(fdl/fdl)