Kepala Dinas Perhubungan Jatim Fattah Jasin mengatakan pihaknya masih melakukan penentuan lokasi atau (penlok). Ada dua penlok yang dilakukan, yakni penlok sektor, dan penlok titik lokasi.
"Rencana induk pengembangan Bandar Udara Kediri itu sekarang ada di Kementerian Perhubungan untuk mendapatkan penentuan lokasinya. Jadi penlok itu ada dua, penlok sektor kemarin kita rapat di Kemenko Maritim dengan Kementerian Perhubungan, penlok untuk sektor kita lakukan dengan Kementerian Perhubungan, sementara penlok untuk titik lokasi itu oleh Gubernur Jawa Timur," papar Fattah saat dikonfirmasi di Surabaya, Jumat (1/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, jika lokasinya sudah ditentukan, nanti investor yakni PT Surya Dhoho Investama (PT SDI), anak usaha Gudang Garam akan melakukan pembebasan tanah. Sementara Fattah menambahkan untuk penlok ini tetap ada campur tangan Gubernur agar pembebasan tanahnya bisa dipermudah.
"Sesuai dengan undang-undang nomor 22, jadi gubernur tetap harus mengeluarkan penlok untuk lokasi supaya untuk pembebasan tanahnya nanti termasuk kepentingan umum. Jadi bisa koordinasi pembebasannya di pengadilan dan bisa dilaksanakan di sana," imbuh Fattah.
Bandara ini rencananya berada di Kabupaten Kediri, Fattah menambahkan pihak investor telah melakukan sosialisasi untuk pembebasan tanah di wilayah sekitar Kediri.
"Iya masih dalam tahap penentuan lokasi, tapi PT SDI di lapangan sudah mulai sosialisasi sedikit-sedikit karena hal ini perlu dilakukan," lanjutnya.
Baca juga: Bandara Kediri Dibangun 6 Bulan Lagi |
Fattah menambahkan Bandara Kediri ini digadang-gadang lebih luas dari Bandara Abdulrachman Saleh Malang. Menurutnya, bandara ini akan dibangun dengan pertimbangan jangka panjang. Misalnya bisa dibuat landing pesawat Boeing 777 yang ukurannya cukup besar.
"Lebih luas (dari Malang) jadi kalau kita lihat konsep dari yang dibuat oleh konsultan itu bahkan Boeing 777 bisa landing di sana. Berarti jangka panjang dan kita juga usul karena itu hanya strategis maka harus ada tol dari Kertosono, Kediri bahkan terus ke Tulungagung," ucap Fattah.
Tak hanya itu, usulan untuk tol yang menuju bandara tersebut, tambah Fattah, sudah disiapkan oleh Kementerian PUPR.
"Ternyata koordinasi saya dengan Bina Marga sudah disiapkan usulan, ternyata dari Wilangan masuk ke Kediri dan ke Bandara," lanjutnya.
Selain itu, Fattah menyebut lokasi bandara yang berada di Kabupaten Kediri ini sudah mendapat rekomendari dari Mabes TNI AU. Fattah menyebut, ada beberapa lokasi wilayah udara tertutup, namun untuk Bandara Kediri tidak melewati itu.
"Lokasi ini juga sudah mendapat rekomendasi dari TNI AU, Mabes TNI AU. Karena di beberapa wilayah itu merupakan wilayah udara tertutup, ini sudah sesuai dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh mabes, karena memang satu-satunya investor swasta yang mengelola bandara. Biasanya kan Angkasa Pura atau AP 1 AP 2 ini kan swasta jadi swasta ini berbaik hati ingin membangun karena Gudang Garam juga berkepentingan, SDI ini kan anak perusahaan," pungkasnya. (zlf/zlf)