Harga Pertamax Cs hingga Daging Ayam Picu Deflasi di Februari

Harga Pertamax Cs hingga Daging Ayam Picu Deflasi di Februari

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 02 Mar 2019 11:58 WIB
1.

Harga Pertamax Cs hingga Daging Ayam Picu Deflasi di Februari

Harga Pertamax Cs hingga Daging Ayam Picu Deflasi di Februari
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data indeks harga konsumen (IHK) Februari mengalami deflasi sebesar 0,08%. Deflasi ini disebabkan oleh penurunan sejumlah harga komoditas mulai dari harga BBM non subsidi seperti Pertamax dan Pertamax Turbo, hingga bahan makanan seperti daging ayam hingga cabai merah.

Bank Indonesia (BI) menyebut deflasi yang terjadi sesuai dengan perkiraan yang dilakukan oleh BI. Angka ini dapat membuat inflasi berada di kisaran yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yakni 3,5% +- 1%.

Berikut berita selengkapknya dirangkum detikFinance, Sabtu (2/3/2019).
Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi seperti Pertamax cs menyumbang deflasi pada Februari 2019.

"Komoditas yang berikan andil deflasi itu untuk bensin khususnya untuk yang non subsidi. Ini mengalami penurunan harga, antara lain Pertamax, Pertamax Turbo itu alami penurunan harga pada Februari," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2019).

Sedangkan kelompok harga yang mengalami kenaikan adalah sektor transportasi dari tarif pesawat. Harga tiket pesawat yang mahal menyumbang inflasi dengan andil 0,03%.

"Sedangkan yang alami kenaikan atau berikan andil inflasi untuk kelompok transportasi ini adalah tarif angkutan udara memberikan andil 0,03%" tutur Yunita.

Deflasi pada Februari membuat inflasi di tahun kalender menjadi 0,24%. Sedangkan secara tahunan atau year on year (yoy) 2,57%.

Deflasi terjadi karena bahan makanan dengan sumbangan -1,11%. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan beberapa pangan yang mengalami deflasi, antara lain daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit. Selain itu, ikan segar, wortel hingga jeruk juga menyumbang deflasi Februari 2019.

"Bahan makanan ini berikan andil inflasi -0,24%" kata Yunita di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2019).

Meski demikian, ada sejumlah bahan pangan yang mengalami deflasi seperti beras, mie instan, bawang putih dengan andil 0,01% yang terbilang kecil.

"Jadi dari bahan makanan berikan andil minus 0,24% ada juga yang berikan andil inflasi," ujar Yunita.

Selanjutnya, Yunita menjelaskan bahwa untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 0,31% dengan andil 0,06%. Beberapa komoditas tersebut yaitu nasi dengan lauk yang andilnya 0,01%, rokok kretek filter dengan andil inflasi 0,01%.

Kemudian untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil inflasi 0,25% dengan andil 0,06%.

"Komoditasnya untuk kelompok perumahan yang berikan andil inflasi tarif sewa rumah 0,02% dan tarif pembantu rumah tangga 0,01% dan tarif kontrak rumah 0,01%," tutur Yunita.

Untuk kelompok sandang menyumbang inflasi 0,27% dengan andil 0,01%. Kelompok kesehatan juga terjadi inflasi 0,36% dengan andil 0,01% dan pendidikan inflasi 0,11% dengan andil 0,01%.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bulan Februari 2019 terjadi deflasi 0,08% secara bulanan dan 2,57% secara tahunan. Menanggapi hal tersebut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan angka tersebut mencerminkan harga-harga yang terus terkendali.

"Ini sejalan dengan perkiraan dan survei pemantauan harga yang dilakukan BI, kami sampaikan sebelumnya harga-harga terus terkendali," kata Perry di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2019).

Perry menjelaskan BI berkoordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan berbagai pihak untuk menunjukkan harga yang terkendali. "Semua komoditas bahan makanan mengalami penurunan seperti daging ayam, cabai merah, telur dan bawang serta administered price terkendali," jelas dia.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di Kantor Pusat BPS mengatakan pada Februari 2019 terjadi deflasi sebesar 0,08%. Deflasi pada Februari membuat inflasi di tahun kalender menjadi 0,24%. Sedangkan secara tahunan atau year on year (yoy) 2,57%.

"Untuk tahun kalender ini inflasi sebesar 0,24%. Sedangkan year on year terjadi inflasi 2,57%," kata Yunita.

Ia menambahkan, dari 82 kota yang disurvei 69 kota mengalami deflasi, sementara 13 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi di Merauke -2,11% karena penurunan harga sayuran sebaliknya inflasi tertinggi di Tual 2,98% karena kenaikan harga sayuran dan harga ikan segar.

Hide Ads