Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sendiri sudah menerapkan Inaportnet di 16 pelabuhan. Layanan ini diklaim mampu menurunkan biaya logistik dengan memangkas biaya operasional. Arus barang di pelabuhan juga menjadi lebih cepat.
"Ada 16 pelabuhan yang sudah terhubung aplikasi Inaportnet," kata Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Perhubungan Kemenhub Baitul Ihwan dalam Dialog Strategis Revolusi Industri 4.0 Industri Pelabuhan dan Pelayaran di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tahun ini, akan ada 15 pelabuhan lagi yang menerapkan Inaportnet. Dengan harapan pada 2024 seluruh pelabuhan di Indonesia terkoneksi Inaportnet.
"Sampai 2024 Inaportnet sudah diintegrasikan di semua pelabuhan Indonesia," tutur Baitul.
Direktur Operasi Pelindo II Prasetyadi dalam kesempatan yang sama mengatakan integrasi penggunaan teknologi dalam operasional pelabuhan sudah dilakukan. Semua pergerakan kapal di pelabuhan bisa dipantau secara tepat.
"Semua lini integrasi dan sudah hampir sama. Pelabuhan Priok marine, terminal, sisi dua terintegrasi dan sudah kita siapkan digitalnya," kata Pras.
Dengan pemanfaatan teknologi tersebut, perseroan mencatat throughput peti kemas mencapai 7,8 juta TEUs. Ke depan, Pelindo II juga akan membuat platform.
"Dengan pola-pola tadi digitalisasi tahun kemarin throughput 7,8 juta TEUS sudah mendekati pesaing luar dari sisi throughput. Kita akan buat platform bisa menghubungkan semua in house aplikasi beberapa institusi governement INSW Bea Cukai dan akan integrasi freight forwarding," tutur Pras.
Dengan demikian perkembangan industri 4.0 bisa dimanfaatkan perseroan dengan memanfaatkan big data.
"Semua terminal Priok bisa dilakukan integrasi big data. Kita punya sistem kontainer di terminal mana, dikumpulkan berapa, kapan datang, kapan dibongkar, kapan keluar dari gate," kata Pras.