1 Warteg Bisa Cetak Ratusan Cabang di Jabodetabek, Ini Rahasianya

Jakarta - Warteg Kharisma Bahari telah menjamur di berbagai sudut Ibu kota. Namun ternyata, setiap warungnya dikelola oleh orang yang berbeda pula.

Sang pemilik, Sayudi mengatakan ia membuka franchise Warteg Kharisma dengan sistem beli putus. Artinya, setelah Warteg dibeli maka tanggung jawab sepenuhnya dimiliki oleh sang pembeli franchise.

Lantas, agar makanan di Wartegnya tetap dikenal memiliki kualitas makanan yang lezat, ia tak asal membiarkan pembeli mengelola franchise wartegnya. Sebab, ia terlebih dahulu memastikan Sang pembeli mampu memasak.

Hal itu dilakukan dengan cara melakukan pelatihan. Dengan begitu, pengelola warteg telah mengetahui cara memasak dan makanan apa saja yang akan disajikan.

"Jadi orang-orang yang gabung sama saya juga mesti dites. Orang-orangnya di-training di sini, makanannya, di mana training cara masak dan menu-menunya," ucap pria 45 tahun ini kepada detikFinance pekan lalu.

Baca juga: Kisah Sayudi, dari Tak Lulus SD hingga Jadi Raja Bisnis Warteg

Lebih lanjut, ia mengungkapkan makanan khas yang wajib disajikan pada setiap wartegnya adalah tempe orek dan telur. Sebab, ia menilai makanan tersebut merupakan ciri khas dari warteg.

"Tempe orek lah kalau warteg. Hampir semua pasti ada. Terus yang murah tentunya, paling laku telur kan terjangkau," papar dia.

Artinya setelah dilakukan pelatihan tersebut, Sayudi dapat memastikan setiap warteg Kharisma Bahari memiliki makanan yang lezat dan dapat dinikmati masyarakat.

Sementara itu, pada sistem franchise tersebut Sayudi menawarkan tiga paket pembelian, yakni ukuran kecil, sedang atau eksekutif, dan elegan. Harganya pun dipatok mulai dari Rp 110 juta hingga Rp 150 juta.

"Ada ukuran yang kecil, sedang atau eksekutif, dan elegan. Harganya bervariasi mulai Rp 110 juta hingga Rp 150 juta itu dapat semuanya, kompor, piring, jadi tinggal masuk saja," jelas dia.

Baca juga: Tak Cuma Mini Market, Kini Warteg Juga Bisa Franchise

(eds/eds)