Cerita Mantri BRI Ubah Budaya Warga yang Suka Simpan Duit di Kasur

Cerita Mantri BRI Ubah Budaya Warga yang Suka Simpan Duit di Kasur

Raras Prawitaningrum - detikFinance
Minggu, 10 Mar 2019 10:21 WIB
Foto: Raras Prawitaningrum/detikcom
Jakarta - Dengan cekatan Panca Haryono menyusuri jalan kecil di Pulau Panggang. Panca yang merupakan warga Depok ini justru hafal betul akses jalan di beberapa pulau di Kepulauan Seribu.

Keahliannya tersebut muncul semenjak ia menjadi tenaga pemasar mikro (mantri) Teras BRI Kapal Bahtera Seva I. Tugasnya adalah mencari nasabah pinjaman atau kredit di Kepulauan Seribu. Saat ia berjalan pun banyak orang yang menyapa. Bahkan beberapa warga mengajaknya mampir untuk sekadar minum kopi atau makan siang. Menjadi mantri di Kepulauan Seribu dikatakan Panca menjadi pengalaman yang membanggakan.


"Bangga bisa mengenalkan layanan perbankan ke warga Kepulauan Seribu yang tadinya menabung di rumah seperti di bawah kasur, sekarang bisa menabung di bank. Yang tadinya susah dapat pinjaman, sekarang gampang dan usahanya maju," kata Panca, Senin (18/1/2019).

Kendati telah menuai hasilnya, Panca mengaku perjuangannya sebagai tenaga perbankan BRI tidak lah mudah. "Senin sampai Jumat saya keliling pulau untuk mencari nasabah pinjaman. Saya melakukan survei ke nasabah, kunjungan ke lokasi, usaha nasabah, menganalisis survei hasil usaha, baru proses pinjaman sampai selesai," tambah Panca lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain harus berkeliling, Panca juga kesulitan mencari nasabah di Kepulauan Seribu. "Tantangannya harus bisa merekrut nasabah, mengedukasi supaya mereka bisa menabung karena sebelumnya nggak ada bank yang menjangkau wilayah Kepulauan Seribu. Jadi mereka nggak tahu perbankan itu seperti apa. Saya dari nol cari nasabah di sini," ucapnya.

Saat pertama kali Teras BRI Kapal Bahtera Seva I menjangkau Kepulauan Seribu, Panca mengisahkan staf Bank BRI mendatangi kelurahan dan memperkenalkan layanan perbankan ke warga.

"Kalau yang punya usaha, saya menawarkan pinjaman untuk modal tambahan dan ditawarkan ada yang untuk bunga ringan yaitu KUR, ada yang komersil atau Kupedes. Kami memberikan penyuluhan. Kadang ada warga yang takut pinjam ke bank, ya kami jelaskan keuntungan pinjam misal sesuai kesanggupan dan jangan sampai memberatkan angsurannya. Kami mengajarkan gimana me-manage pinjaman sesuai kemampuan dan membantu usaha mereka," ungkapnya.

Cerita Mantri BRI Ubah Budaya Warga yang Suka Simpan Duit di Kasur Foto: Raras Prawitaningrum/detikcom


Tantangan lainnya yang kini masih dirasakan Panca adalah menemui nasabah. Kebanyakan nasabah di Kepulauan Seribu bekerja sebagai nelayan sehingga saat jam operasional, Panca tidak bisa menemui nasabah.

"Walaupun jam buka kapal hanya sampai jam 3 sore, malam pun saya juga jalan ke rumah nasabah. Satu hari hanya untuk satu pulau, itu jam operasional nggak nutut. Kalau malam harus keluar nemui nasabah ya saya datangi. Maksimal sampai jam delapan malam," kata Panca.

Membantu Usaha Nelayan Hingga Bisnis UMKM

Soal pinjaman, Panca menceritakan bahwa warga yang paling banyak mengajukan pinjaman KUR adalah nelayan kemudian disusul dengan pemilik toko kelontong dan warga yang memiliki usaha UMKM.

"KUR paling banyak ke nelayan. Apalagi tahun kemarin pemerintah menargetutamakan sektor perikanan. Nelayan pasti butuh modal untuk perbaikan perahu, beli alat seperti kompresor. Warga yang punya karamba juga harus beli bibit. Setiap bulan pasti hasil panennya berbeda. Jadi KUR dari BRI ini membantu mereka," jelasnya.

Untuk pengajuan KUR, Panca mengungkapkan prosesnya tidak sulit. Hal yang paling penting adalah orang yang mengajukan memiliki usaha.

"KUR itu maksimal Rp 25 juta, kebanyakan ambil Rp 10 juta, Rp 15 juta, Rp 20 juta, sampai Rp 25 juta. Kami memberikan pinjaman juga lihat usaha. Kalau nelayan usahanya kapal besar kami berikan Rp 25 juta. Kalau kapalnya kecil, kami tanya dulu sehari bisa dapat ikan berapa kilogram. Misal hanya 5 kilogram yang kamu kasih yang sesuai pinjamannya," jelas Panca.


Sebagai mantri, Panca juga menjadi perantara BRI dengan warga yang ingin mengembangkan bisnis UMKM-nya. Selain nelayan, warga Kepulauan Seribu juga memiliki usaha seperti bisnis ikan asin, keripik, hingga olahan pangan khas Kepulauan Seribu.

"Bisa dibilang mantri juga berperan memajukan bisnis UMKM di Kepulauan Seribu. Salah satunya usaha sate gepuk Ibu Ece di Pulau Panggang. Saya tahu ada makanan itu saat bulan Ramadan ditawarkan di dermaga. Saya lihat ini unik dan punya potensi, akhirnya saya ke rumahnya untuk menawarkan pinjaman untuk mengembangkan usahanya," paparnya.

Baca berita lainnya mengenai Teras BRI Kapal Bahtera Seva di Ekspedisi Bahtera Seva.


Cerita Mantri BRI Ubah Budaya Warga yang Suka Simpan Duit di Kasur
(ega/zlf)

Hide Ads