Jatuh 2 Kali, Benarkah Ada Kesalahan pada Pesawat Boeing 737 Max?

Jatuh 2 Kali, Benarkah Ada Kesalahan pada Pesawat Boeing 737 Max?

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 13 Mar 2019 13:56 WIB
Foto: Stephen Brashear/Getty Images.
Jakarta - Regulator penerbangan Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak akan melarang pesawat Boeing Co 737 Max beroperasi setelah pesawat ini mengalami kecelakaan di Ethiopia. Kecelakaan itu menewaskan 157 orang.

Melansir, Reuters, Rabu (13/3/2019), pejabat otoritas penerbangan AS telah berdiskusi dengan pihak Ethiopia pada Selasa waktu setempat. Mereka juga membahas data penerbangan dan perekam suara kokpit dari penerbangan Ethiopian Airlines 302, yang jatuh pada hari Minggu.

Pejabat AS mengatakan perangkat mengalami beberapa kerusakan tetapi mereka yakin akan ada beberapa hasil data dalam waktu 24 jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Operator AS bersemangat untuk melihat hasilnya karena semakin banyak negara dan operator yang melarang pesawat itu. Ada 371 dari 737 MAX jet keluarga yang beroperasi sebelum pendaratan minggu ini.

Tidak jelas apakah keputusan akhir tentang hasil data yang keluar. Federal Aviation Administration (FAA) menolak memberikan komentar.

Penjabat administrator FAA, Dan Elwell, mengatakan bahwa ulasannya telah menunjukkan tidak ada masalah kinerja sistemik dan tidak memberikan alasan untuk menghentikan operasional pesawat itu.



Presiden AS Donald Trump telah berbicara dengan Kepala Eksekutif Boeing Dennis Muilenburg dan mendapatkan kepastian bahwa pesawat itu aman dan tidak perlu dibekukan.

Regulator keselamatan penerbangan Uni Eropa telah menangguhkan semua penerbangan 737 MAX. Seorang senator AS yang memimpin panel yang mengawasi penerbangan menyarankan Amerika Serikat mengambil tindakan serupa.

Namun Elwell mengatakan tidak ada otoritas penerbangan sipil asing yang menyediakan data yang akan menuntut tindakan. Jika ada masalah keamanan yang diidentifikasi selama peninjauan darurat terhadap kecelakaan Ethiopian Airlines, FAA akan "mengambil tindakan segera," katanya.

Inggris, Jerman dan Prancis bergabung dengan gelombang suspensi pesawat setelah kecelakaan itu. Hal itu memberikan tekanan pada Amerika Serikat untuk mengikutinya.

Ada tiga maskapai AS yang menggunakan Boeing 737 MAX yakni Southwest Airlines Co, American Airlines Group Inc dan United Airlines. Mereka mengalami penurunan penumpang. Para penumpang banyak yang membatalkan penerbangannya.

Pada hari Senin, FAA merilis rincian serangkaian perubahan desain dan persyaratan pelatihan yang diamanatkan dari Boeing pada armada MAX setelah kecelakaan di Indonesia sebelumnya

Tidak ada bukti bahwa penyebab dua kecelakaan itu saling berkaitan. Pakar pesawat mengatakan masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang alasan kecelakaan terakhir. Sebagian besar disebabkan oleh rantai faktor manusia dan teknis.

(eds/eds)

Hide Ads