Pelabuhan yang dibangun di atas lahan 8 hektare milik Pemprov Sumatera Selatan ini pun langsung melayani bongkar muat kapal ukuran besar. Sebelum peresmian, pelabuhan bahkan sudah ujicoba sejak 5 Desember 2018 selama hampir 3 bulan.
Beroperasinya pelabuhan ini pun disebut Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, tidak hanya akan memberi nilai tambah dari sisi ekonomi, tapi dapat memangkas ongkos komoditas unggulan Sumsel yang selama ini dikirim melalui Lampung dan harus berlabuh di Pelabuhan Boom Baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelabuhan bisa menampung kapal yang berbobot 1.000 DWT yang selama ini kita ketahui memadati pelabuhan Boom Baru di Palembang. Tentunya dengan dampak kemacetan lalulintas serta terganggunya masyarakat karena kendaraan kontainer sering melintas," kata Herman Deru usai peresmian, Rabu (13/03/2019).
Dengan peresmian pelabuhan laut Tanjung Api-Api, Herman Deru meminta pengusaha agar memanfaatkan pelabuhan yang saat ini terus dikembangkan. Bahkan Pemprov menyebut siap memberikan kemudahan.
"Pasti diberi kemudahan, salah satunya adalah soal perizinan. Selanjutnya akan kami bicarakan untuk biaya parkir kapal dan sewa gudang agar terjangkau," kata Herman Deru.
Proyek pelabuhan ini sempat tersendat, salah satunya karena terbelit kasus korupsi. Gubernur Sumatera Selatan periode 2003-2008, Syahrial Oesman ditetapkan tersangka oleh KPK setelah melakukan suap untuk pembebasan lahan proyek di pelabuhan laut Tanjung Api-api. Perkara korupsi sendiri diketahui telah membuat beberapa anggota Komisi IV DPR mendekam dalam penjara.
Selanjutnya pembangunan sempat berjalan setahap demi setahap. Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Agus Purnomo mengaku sempat pesimis, namun Agus akhirnya melihat semangat Pemprov Sumatera Selatan untuk segera beroperasi dan dikembangkan.
"Kami berharap aktivitas semakin ramai. Pelabuhan punya kedalaman 3,5 meter saat air surut dan akan lebih dalam saat pasang. Setelah 15 tahun akhirnya TAA ini bisa beroperasi, kami akan mengkaji apakah kemudian fungsinya dapat lebih dioptimalkan," kata Agus. (ras/hns)