Meski positif, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku pemerintah akan tetap waspada. Pasalnya, surplusnya neraca dagang ditopang oleh ekspor dan impor yang sama-sama turun.
"Neraca perdagangan kita lihat kalau dari sisi surplus itu positif, tetapi pemerintah akan tetap terus waspada. Kenapa? Karena ini positifnya terdiri dari dua-duanya negatif, yaitu ekspornya negatif 11,3%, impornya turun lebih dalam lagi," katanya di Kabupaten Serang, Banten, Jumat (15/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita juga harus lihat faktor-faktor apakah ini bentuknya seasonal karena biasanya bulan Februari, Maret ini adalah faktor musiman penurunan atau kah memang ada sesuatu yang sifatnya lebih fundamental seperti dampak dari pelemahan ekonomi dunia," ujarnya.
Baca juga: RI Impor Laptop Paling Banyak dari China |
Lalu terkait impor, pemerintah juga akan memantau apakah penurunannya disebabkan oleh adanya substitusi. Sri Mulyani menuturkan, meski neraca dagang positif tapi pekerjaan rumah pemerintah masih banyak.
"Kita juga harus lihat dampak dari penurunan impor itu apakah diganti dari substitusi impor sehingga seluruh kebutuhan bahan baku, barang modal itu masih tetap berjalan. Karena kalau tidak ada berarti sektor-sektor produksi yang menggunakan bahan baku dan barang modal itu akan mengalami dampak dengan penurunan impor tersebut," ujarnya.
"Jadi kita nanti kita akan lihat statistiknya lebih dalam tetapi paling tidak dengan surplus ini memberikan suatu sinyal positif kepada kita, namun PR-nya masih banyak dan masih harus kita lakukan," tutupnya.