Sudah lebih dari dua tahun Hj. Mulfiati membuka warung dengan menyambi sebagai agen BRILink di desanya. Masyarakat sekitarnya pun bisa nabung tanpa harus pergi ke Labuan Bajo yang membutuhkan waktu 3 jam memakai ojek perahu.
"Saya jadi agen BRILink sejak 2016. Dari itu saya bisa melayani masyarakat Pulau Komodo. Sebelum ada BRILink mereka ke Labuan Bajo. Jauh mereka rasa. Setelah ada agen BRILink mereka juga bersyukur tidak jauh lagi," katanya saat berbincang dengan detikFinance, Rabu (27/2/2019) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mulai dari nol ini. Modal buka warung dari mencari di laut. Awalnya jual sembako, sedikit, beras, rokok, mie, sabun, dan lain lain, sekarang baru ada macam-macam," kata dia.
Selain kebutuhan pokok, di warungnya ia juga menjual beragam macam produk seperti pewangi, produk kecantikan, makanan ringan, hingga aksesori hasil kerajinan warga setempat. Ada juga souvenir berupa patung kayu komodo beragam ukuran.
Meski tak terbuka soal penghasilannya, Hj. Mulfiati mengaku bisa menunaikan ibadah haji setelah dirinya menjadi agen BRILink.
"Naik haji baru 2018. Ya semenjak jadi agen BRILink. Alhamdulillah ada rezeki dari Allah," ucapnya.
Sementara itu dikatakan Kepala Unit BRI Labuan Bajo Elias Gudi, keberadaan agen BRILink di Komodo ini sebagai alternatif bagi warga yang ingin bertransaksi ke Bank BRI. Meski saat ini sudah ada layanan bank terapung Bahtera Seva II, namun sebagian nasabah memilih ke agen BRILink karena lebih dekat.
"Walaupun ada Bahtera Seva tapi masih ada yang ke agen BRILink di Komodo karena lebih dekat. Kalau Bahtera Seva harus ke dermaga," kata Elias di kesempatan yang sama.
Selain di Desa Komodo, terdapat 9 agen BRILink lainnya di Labuan Bajo serta pemilik mobile banking sebanyak 88 orang. Hadirnya agen BRILink ini juga untuk mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
Baca berita lainnya mengenai Teras BRI Kapal Bahtera Seva di Ekspedisi Bahtera Seva. (prf/hns)