Sebagai informasi, ikan fufu adalah ikan cakalang/ikan tuna/ikan tongkol berukuran besar yang diolah dengan diasapi. Asapnya berasal dari pembakaran batok kelapa sehingga menghasilkan tekstur daging yang tidak terbakar sempurna namun matang dan dagingnya padat, tebal serta tidak hancur.
Soal rasa, biasanya ikan Fufu ini disajikan dengan sambal dabu matah yaitu sambal yang terdiri dari bawang, tomat, dan cabai dan perasan jeruk nipis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang-orang suka bawa pulang ke Ternate dan Jawa. Saya saja baru dari Makassar bawa 20 ekor. Ikannya bisa tahan sampai 3 hari kok," kata Yani kepada detikfinace di Labuha, Bacan, Senin (5/3/2019).
Bukan cuma orang-orang biasa yang kerap singgah di warung ikan fufu, pejabat setempat pun jadi langganan Yani.
"Yang sering datang ke sini Wakil Bupati, kepala rutan, langganan beli ikan. Mereka juga beli kalau ada tamu dari Jakarta untuk jadi oleh-oleh. Turis bule juga suka ke sini katanya ikannya enak tapi mereka paling beli 10 ekor saja," tandasnya.
Jika ikan fufunya tidak habis terjual dia bisa memasarkannya ke pasar, meski itu berarti harga yang dijual turun. Dengan semakin terkenalnya warung ikan fufu Yani maka semakin banyak juga pendapatannya yang sebagian besar untuk kebutuhan hidupnya dengan tiga orang anak.
"Makanya saya ikut KUR BRI pinjam Rp 50 juta yang tadinya saya cuma pinjam Rp 2 juta saja. Pinjaman itu buat tambahan modal dan untuk bangun kos-kosan di Bau-bau. Dari ikan fufu juga saya sudah bisa beli motor (sport)," papar Yani panjang lebar. Baca berita lainnya mengenai Teras BRI Kapal Bahtera Seva di Ekspedisi Bahtera Seva. (ega/zul)