Co-Founder Grab, Tan Hooi Ling berkesempatan berbagi pengalaman dalam ajang Thinkubator di Jakarta, Kamis (28/3/2019). Menurutnya, setelah akuisisi Uber tahun lalu Grab langsung unjuk gigi dan menyalip pendahulunya.
"Setelah akuisisi Uber kemarin, baru kita perlihatkan bagaimana startup lokal bisa menyalip raksasa seperti Uber," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tips Bikin Startup dari Pendiri Grab |
Menurutnya, kawasan Asia Tenggara sangat potensial. Dengan jumlah penduduk 640 juta orang, ditambah banyaknya masyarakat yang memiliki ponsel lebih dari satu, memungkinkan pertumbuhan ekonomi digital tumbuh sangat pesat.
"Ini mengapa Grab menjadi super app di Asia Tenggara," katanya.
Video: Inilah Thinkubator! Wadah Startup Indonesia Belajar dan Maju
Grab mengawali langkah bisnisnya dari hal kecil. Bahkan, Grab juga memulai dari kompetisi Startup seperti yang saat ini sedang berlangsung yaitu Thinkubator.
"Kita nggak juara pertama, tapi kedua," katanya yang disambut tawa peserta.
Baca juga: Luhut Sebut RI Bisa Dijajah Teknologi |
Saat ini, Grab memang ingin membawa akses yang merata ke seluruh Asia Tenggara. Grab telah memiliki tiga pusat riset yang tersebar di Seattle, Bangalore dan Beijing. Meski ke tiga pusat riset tak berada di Asia Tenggara, Tan yakin, Grab busa melihat bagaimana dampaknya untuk Asia Tenggara.
"Kita punya banyak area yang bisa diinfluence," jelasnya.
Artikel asli berita ini bisa dilihat di CNBC Indonesia melalui tautan berikut ini:
Kisah Perjalanan Grab: dari Aplikasi Jelek Hingga Super App
(dna/dna)