"Kita (Garuda Indonesia) kan airline yang pertama membatalkan pesanan (MAX 8) diikuti airlines lain. Jadi mereka datang serius," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra di kantornya, Tangerang, Jumat (29/3/2019) lalu.
Dalam pertemuan tersebut pihak Boeing meminta waktu untuk mempertimbangkan pembatalan tersebut. Karena, sesuai kontrak pengadaan pesawat yang disepakatu Garuda dan Boeing, pembatalan tidak bisa dilakukan sepihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Boeing meminta waktu setidaknya hingga 22 April 2019 mendatang sembari menyusun penawaran baru sebagai ganti Boeing 737 MAX 8 yang pesanannya dibatalkan Garuda Indonesia.
"Kalau kita mau batalkan, mereka tidak bisa bilang iya atau tidak sekarang. Tapi mereka positif merespons permintaan kita dan mereka akan diskusi internal untuk negosiasikan lagi April minggu ketiga. Mereka targetkan lagi 22 April datang lagi ke sini. Antara hari ini hingga 22 April nanti tim kami dan Boeing akan komunikasi intensif," tandas dia.
Pihak Garuda sebelumnya mengumumkan pembatalan pemesanan 49 unit pesawat Boeing 737 MAX 8 menyusul dua kecelakaan fatal yang menimpa pesawat jenis tersebut dalam waktu yang berdekatan.
Secara total, Garuda sebenarnya memesan 50 unit Boeing 737 MAX 8. Satu unit di antaranya telah tiba dan melayani rute penerbangan mancanegara. Namun akibat dua kecelakaan tersebut, Pemerintah Indonesia melarang pesawat Boeing 737 MAX 8 mengudara dan sejak saat itu Garuda mengandangkan armada miliknya. (dna/zlf)